Integrasi Puskesmas-Posyandu di Indonesia, Ikon Pembangunan Kesehatan yang Diapresiasi Pakistan
Pakistan memberikan apresiasi tinggi terhadap integrasi layanan Puskesmas dan Posyandu di Indonesia, yang dinilai efektif menurunkan angka kematian ibu dan anak serta menjadi model bagi program kesehatan di Pakistan.

Jakarta, 25 April 2024 - Indonesia kembali mendapatkan pengakuan internasional atas keberhasilan program kesehatannya. Deputi Direktur Jenderal Kementerian Pelayanan Kesehatan Nasional, Regulasi, dan Koordinasi Pemerintah Pakistan, Soofia Yunus, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap sistem integrasi layanan Puskesmas dan Posyandu di Indonesia. Kunjungan Soofia ke Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN pada Jumat lalu merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dengan fokus berbagi praktik baik program Keluarga Berencana.
Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Soofia Yunus. Ia terkesan dengan peran serta komunitas, khususnya para kader, dalam sistem kesehatan tingkat pertama Indonesia. Soofia menekankan, "Di level akar rumput, kami benar-benar terkesan dengan integrasi Puskesmas dan Posyandu. Semuanya sudah terintegrasi. Seluruh staf memahami dan benar-benar melayani kesehatan para peserta, bahkan mereka memasang kontrasepsi IUD hingga implan."
Keberhasilan ini tidak terlepas dari integrasi layanan yang menyeluruh. Sistem ini mencakup program kesehatan untuk berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, termasuk program penurunan angka stunting. Soofia melihat sistem ini sebagai model yang dapat diadopsi Pakistan untuk meningkatkan sistem kesehatan mereka.
Integrasi Layanan: Kunci Sukses Program Kesehatan Indonesia
Soofia Yunus secara khusus menggarisbawahi pentingnya integrasi layanan Puskesmas dan Posyandu. Menurutnya, kolaborasi antar-fasilitas kesehatan dan keterlibatan aktif para kader merupakan kunci keberhasilan program kesehatan di Indonesia. "Semua terintegrasi satu sama lain dan mereka saling bekerja sama," ujarnya. Ia menambahkan bahwa integrasi ini akan menjadi rujukan bagi Pakistan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Lebih lanjut, Soofia menyoroti kesamaan budaya dan agama antara Indonesia dan Pakistan. Ia melihat kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin agama dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan. "Pemimpin agama dominan di negara kami juga, dan kami menemukan bahwa masyarakat di Indonesia juga bergantung pada keputusan pemimpin agama. Kami pikir itu adalah area kolaborasi masa depan antara Indonesia dan Pakistan," katanya. Hal ini menunjukkan potensi kerja sama yang besar antara kedua negara dalam memanfaatkan peran tokoh agama untuk mendorong kesehatan masyarakat.
Soofia juga menekankan pentingnya pembelajaran dari keberhasilan Indonesia dalam mengelola program kesehatan berbasis komunitas. Menurutnya, melibatkan kader kesehatan dalam program kesehatan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di tingkat akar rumput. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam berbagi praktik baik dalam kerangka KSST.
Program KB dan Pengendalian Angka Kelahiran: Teladan bagi Pakistan
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut memberikan penjelasan mengenai keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Ia menekankan kemudahan akses kontrasepsi sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan program tersebut. "Keberhasilan Program KB ini adalah kerja sama dari semua pihak, terutama kader-kader kita di lapangan," kata Ratu Ayu.
Indonesia telah berhasil menurunkan Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 melalui Program KB. Keberhasilan ini, termasuk program KB pascapersalinan, juga diapresiasi oleh Pakistan. Pemberdayaan kader kesehatan menjadi kunci dalam pencapaian ini. Pengalaman Indonesia dalam hal ini akan dipelajari dan diterapkan oleh Pakistan untuk mengendalikan jumlah penduduk.
Program KB di Indonesia, dengan pemberdayaan kader-kader di lapangan, menjadi contoh nyata bagaimana program kesehatan yang terintegrasi dan berbasis komunitas dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam pembangunan kesehatan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kesimpulannya, kunjungan delegasi Pakistan ini menjadi bukti nyata pengakuan internasional atas keberhasilan sistem kesehatan Indonesia. Integrasi Puskesmas-Posyandu, dengan peran aktif kader kesehatan dan dukungan dari berbagai pihak, terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan menjadi model yang patut ditiru oleh negara lain.