Pakistan Belajar Program KB Indonesia: Sukses Turunkan Angka Kelahiran
Delegasi Pakistan mengunjungi Kemendukbangga untuk mempelajari keberhasilan program Keluarga Berencana Indonesia yang telah menurunkan angka kelahiran total.

Jakarta, 24 April 2024 - Sebuah delegasi dari Pakistan melakukan kunjungan ke Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN di Jakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari Program Keluarga Berencana (KB) Indonesia yang sukses menurunkan angka kelahiran total. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kerjasama South-South Triangular Cooperation (SSTC) antara Kemendukbangga dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA).
Delegasi Pakistan, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kependudukan, Kementerian Layanan Kesehatan Nasional, Regulasi dan Koordinasi Islamabad, Dr. Soofia Yunus, ingin memahami dinamika dan isu-isu seputar program KB Indonesia. Mereka tertarik pada bagaimana Indonesia mengintegrasikan layanan KB ke dalam sistem kesehatan nasional, memanfaatkan sumber daya lokal dalam pelayanan kesehatan reproduksi, serta strategi yang diterapkan dalam pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan dan masyarakat. "Tujuan kegiatan ini bagaimana Indonesia mengintegrasikan layanan KB dalam sistem kesehatan dan skema jaminan kesehatan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal dalam pelayanan kesehatan reproduksi, kunjungan ke fasilitas kesehatan dan kunjungan ke masyarakat," jelas Dr. Soofia Yunus.
Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, Budi Setiyono, menyambut kedatangan 10 delegasi Pakistan tersebut. Ia menjelaskan bagaimana Indonesia berhasil mengelola dinamika kependudukan dan mendorong kesejahteraan keluarga selama puluhan tahun, sehingga program KB Indonesia diakui secara global atas dampak dan keberlanjutannya. Keberhasilan ini, menurut Budi Setiyono, merupakan hasil kolaborasi berbagai sektor.
Keberhasilan Program KB Indonesia: Kolaborasi dan Dukungan yang Komprehensif
Budi Setiyono memaparkan empat pilar utama keberhasilan program KB Indonesia: dukungan politik dan pemerintah yang kuat, program dan manajemen yang solid, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, serta kemitraan dengan sektor swasta. "Yang menjadi kunci keberhasilan dari program yaitu melibatkan pemangku kepentingan terkait. Keberhasilan program KB berkat kerja keras semua pihak," tegasnya.
Kemendukbangga/BKKBN, menurut Budi, memiliki peran strategis dalam mempercepat pembangunan manusia dari tingkat desa untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan penghapusan kemiskinan. Program KB Indonesia telah menunjukkan hasil yang luar biasa, ditandai dengan penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR).
"TFR sebelumnya relatif stagnan di angka 2,6, sebelum sedikit menurun menjadi 2,4 pada tahun 2017. Saat ini, TFR kami berada di angka 2,11, tren ini mencerminkan pola penggunaan kontrasepsi yang juga mengalami stagnasi. Temuan ini memperkuat pentingnya penggunaan kontrasepsi sebagai penentu utama tren fertilitas di Indonesia," jelas Budi Setiyono.
Program KB Indonesia telah berhasil mencegah sekitar 100 juta kelahiran, mencerminkan peran penting kebijakan kependudukan jangka panjang dalam pembangunan berkelanjutan. Untuk memperkuat komitmen tersebut, Kemendukbangga/BKKBN menjalankan lima program unggulan, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), SuperApps berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk keluarga Indonesia, dan Layanan Lansia Berdaya (Sidaya).
Inovasi dan Strategi dalam Program KB Indonesia
Keberhasilan program KB Indonesia tidak terlepas dari strategi dan inovasi yang diterapkan. Integrasi layanan KB dalam sistem kesehatan nasional, pemanfaatan sumber daya lokal, serta kemitraan dengan sektor swasta merupakan kunci keberhasilan tersebut. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat, juga menjadi faktor penting.
Program-program unggulan yang dicanangkan Kemendukbangga/BKKBN menunjukkan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas program KB. Program-program tersebut fokus pada berbagai aspek, mulai dari pencegahan stunting hingga pemberdayaan lansia. Hal ini menunjukkan bahwa program KB Indonesia tidak hanya berfokus pada penurunan angka kelahiran, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.
Kunjungan delegasi Pakistan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan bagi Pakistan dalam mengembangkan program KB mereka sendiri. Pengalaman dan keberhasilan Indonesia dalam mengelola program KB dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam upaya menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dengan penurunan angka kelahiran total yang signifikan, Indonesia membuktikan bahwa program KB yang terencana dan terintegrasi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.