Penyuluh KB: Pilar Utama Keberhasilan Program Kemendukbangga
Peran krusial Penyuluh KB dalam keberhasilan program Kemendukbangga mendapat sorotan, ditandai dengan Rakernas IPeKB 2025 yang fokus pada percepatan penurunan stunting dan optimalisasi program unggulan.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) menegaskan peran vital Penyuluh KB sebagai penentu keberhasilan program kependudukan nasional. Hal ini disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam keterangan resminya di Jakarta. Pernyataan tersebut menekankan pentingnya kesamaan visi dan misi para Penyuluh KB dalam mendukung program pemerintah.
Lebih lanjut, Menteri Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa sebanyak 18.168 Penyuluh KB dan PLKB merupakan ujung tombak keberhasilan program Kemendukbangga. Mereka dianggap sebagai penentu masa depan program-program yang dicanangkan oleh Kementerian. Oleh karena itu, penting untuk menyatukan pandangan dan pemikiran mereka agar tercipta sinergi yang kuat dalam pelaksanaan program.
Kemendukbangga juga menaruh harapan besar pada Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia (IPeKB), organisasi yang dibentuk oleh para Penyuluh KB dan petugas lapangan. Diharapkan IPeKB dapat menjadi wadah yang mempersatukan visi dan misi dalam mendukung program-program pemerintah, khususnya program-program prioritas Kemendukbangga.
Peran IPeKB dalam Mendukung Program Quick Win Kemendukbangga
Menteri Hasto Wardoyo menekankan pentingnya peran IPeKB Indonesia dalam mendukung program 'quick win' Kemendukbangga/BKKBN. Program ini diharapkan selaras dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) poin ke-4 dan ke-6, yaitu pembangunan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan. Hal ini menunjukkan komitmen Kemendukbangga dalam membangun bangsa melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan.
Selain itu, beliau juga menyoroti pentingnya basis data yang akurat dan terukur dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Data yang valid akan menghasilkan program yang lebih efektif dan berdampak signifikan. Berdasarkan pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024, tercatat sebanyak 75.653.359 keluarga telah terdata, menjadi modal penting dalam perencanaan program yang terarah.
Ketua DPP IPeKB Indonesia, Anita Latifah, menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh program-program Kemendukbangga. Menurutnya, dukungan tersebut merupakan bagian dari kontribusi nyata IPeKB dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan komitmen IPeKB dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai mitra strategis pemerintah.
Rakernas IPeKB 2025: Optimalisasi Program dan Kolaborasi
Rakernas IPeKB Tahun 2025 difokuskan pada optimalisasi program 'quick win' Kemendukbangga/BKKBN, percepatan penurunan stunting, dan penyusunan program kerja IPeKB Indonesia 2025. Rakernas ini melibatkan seluruh pengurus dan anggota IPeKB dari pusat hingga daerah, guna memastikan keseragaman pemahaman dan pelaksanaan program.
Salah satu tujuan utama Rakernas adalah untuk meningkatkan semangat kolaborasi dan sinergi antar pengurus di setiap tingkatan wilayah. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta kesamaan visi dan misi dalam mendukung program pemerintah. Hal ini sejalan dengan arahan pimpinan Kemendukbangga/BKKBN untuk menciptakan kerja sama yang solid dan efektif.
Rakernas ini juga menjadi momentum penting bagi IPeKB untuk memperkuat komitmennya dalam mendukung program pemerintah. Dengan adanya sinergi yang kuat antara IPeKB dan Kemendukbangga, diharapkan akan tercipta dampak yang lebih besar dalam upaya pembangunan keluarga dan penurunan angka stunting di Indonesia.
Dengan demikian, peran Penyuluh KB sebagai garda terdepan dalam program kependudukan tidak dapat dipandang sebelah mata. Dukungan penuh dari pemerintah dan sinergi yang kuat antar stakeholder menjadi kunci keberhasilan program-program Kemendukbangga di masa mendatang. Data yang akurat dan terukur, serta komitmen bersama untuk mencapai tujuan nasional, akan menjadi penentu keberhasilan upaya pembangunan keluarga di Indonesia.