Mendukbangga: KB Ikhtiar Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Cegah Stunting
Menteri PPKB sebut program KBKR sebagai ikhtiar untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting, sekaligus apresiasi peran bidan dalam program tersebut.

Jakarta, 5 Mei 2025 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa program Keluarga Berencana (KB) merupakan ikhtiar penting dalam menekan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB), serta mencegah stunting di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pencanangan KB Serentak memperingati HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-74 di Tangerang, Banten.
Mendukbangga menekankan bahwa program KB bukan hanya sekadar mengatur kelahiran, melainkan juga upaya nyata untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. "Program KBKR adalah fondasi penting untuk menciptakan keluarga sehat, sejahtera, dan berdaya," tegasnya. Beliau juga menambahkan pentingnya perencanaan keluarga yang matang untuk mencegah 'Empat Terlalu' (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak melahirkan) serta kehamilan yang tidak direncanakan. "Setiap anak harus lahir dalam cinta dan kesiapan," ujar Mendukbangga.
Apresiasi tinggi diberikan kepada para bidan yang berperan sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada keluarga, termasuk dalam upaya pencegahan stunting. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, mendapatkan akses layanan KB yang berkualitas. "Kita tidak hanya membangun program dari balik meja, tetapi juga turun langsung ke lapangan," kata Mendukbangga, menekankan komitmen pemerintah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Program KBKR: Fondasi Keluarga Sehat dan Kuat
Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berdaya. Program ini bertujuan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan dan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi. Dengan demikian, diharapkan angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan, serta angka stunting dapat diminimalisir.
Salah satu metode yang diprioritaskan adalah KB pasca-persalinan, yang diberikan kepada ibu 42 hari setelah melahirkan. Metode ini dinilai strategis karena membantu ibu menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah kehamilan yang terlalu cepat. Keberhasilan program KB pasca-persalinan di Indonesia bahkan telah mendapatkan pengakuan internasional dari FP2030, sebuah penghargaan atas capaian tertinggi di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2024.
Kemendukbangga/BKKBN, bekerja sama dengan PP IBI, menyelenggarakan Pelayanan KB Serentak Satu Juta Akseptor dari tanggal 5 hingga 31 Mei 2025. Pelayanan ini memprioritaskan KB IUD dengan target Rekor MURI 50 ribu akseptor, serta pelayanan KB pasca-persalinan. Hal ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di seluruh Indonesia.
Peran Penting Bidan dalam Program KB
Bidan memegang peran krusial dalam keberhasilan program KBKR. Mereka bukan hanya tenaga kesehatan, tetapi juga pendamping keluarga yang memberikan edukasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi. Kehadiran bidan di setiap desa dan pelosok negeri menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menjangkau masyarakat luas.
Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Ade Jubaedah, menekankan pentingnya kualitas pelayanan KB selain kuantitas. Ia berharap program KB tidak hanya mengejar target jumlah akseptor, tetapi juga memastikan kualitas pelayanan yang maksimal diberikan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh keluarga di Indonesia.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan program KBKR dapat terus berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Upaya pencegahan stunting dan penurunan AKI/AKB menjadi prioritas utama dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas.
Pemerintah terus berupaya memastikan ketersediaan dan aksesibilitas layanan KB yang berkualitas di seluruh wilayah Indonesia. Komitmen ini tercermin dalam berbagai program dan inisiatif yang telah dan akan terus dilaksanakan untuk mendukung program KBKR.