Pakistan Belajar Strategi KB Indonesia: TFR Ideal & Inovasi Layanan
Delegasi Pakistan mengunjungi Bandung untuk mempelajari keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) Indonesia, termasuk inovasi layanan dan capaian TFR ideal.

Delegasi dari Pakistan melakukan kunjungan ke Bandung, Jawa Barat, pada 25 April 2024 untuk mempelajari lebih lanjut tentang program Keluarga Berencana (KB) Indonesia yang telah berhasil menurunkan angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) hingga mencapai angka ideal 2.1. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), dimana Indonesia dianggap sebagai pemimpin dalam pengelolaan penduduk di kawasan Asia. Soofia Yunus, Deputy Director General dari Kementerian Pelayanan Kesehatan Nasional, Regulasi, dan Koordinasi Pemerintah Pakistan, menyatakan bahwa Pakistan ingin belajar dari keberhasilan Indonesia dalam hal ini.
Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setiyono, menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam menekan angka kelahiran tidak lepas dari program KB yang telah berjalan lebih dari 50 tahun. Tanpa program KB, jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan akan mencapai hampir 400 juta jiwa, bukan 285 juta seperti saat ini. Kunjungan delegasi Pakistan ini difokuskan untuk mempelajari berbagai inovasi dan strategi yang diterapkan dalam program KB Indonesia.
Selama kunjungan, delegasi Pakistan mengunjungi beberapa fasilitas pelayanan kesehatan penting, termasuk Puskesmas Ibrahim Adjie, gudang alat kontrasepsi di Jawa Barat, Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di Cipadung Wetan, dan praktik bidan mandiri Elin Suherlina. Mereka mengamati langsung berbagai program dan layanan yang ditawarkan, serta bertukar pengalaman dengan para petugas kesehatan Indonesia.
Inovasi Layanan KB di Indonesia
Di Puskesmas Ibrahim Adjie, delegasi Pakistan diperkenalkan dengan berbagai program inovatif, seperti program untuk ibu hamil, kampung ASI, Zona Edukasi Bermain Ramah Anak (Zebra Ibra), dan Lansia Sehat dan Bugar (Lasegar). Program-program ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memberikan layanan kesehatan komprehensif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Di praktik bidan mandiri Elin Suherlina, delegasi mempelajari berbagai metode kontrasepsi yang tersedia, termasuk pil, suntik, implan, IUD, kondom, dan konseling KB. Selain itu, mereka juga mendapatkan informasi tentang imunisasi, pemeriksaan kehamilan, cek kesehatan bayi, dan perawatan bagi ibu dan bayi, seperti spa bayi dan pijat ibu hamil. Hal ini menunjukkan keragaman layanan yang tersedia untuk mendukung program KB.
Kunjungan ke Kampung KB di Cipadung Wetan memberikan gambaran nyata tentang implementasi program KB di tingkat masyarakat. Delegasi melihat langsung berbagai kegiatan yang dilakukan di Kampung KB, termasuk Rumah Dataku sebagai pusat data kependudukan, Bina Keluarga Lansia, Bina Keluarga Balita, Posyandu, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), dan Sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (ELSIMIL).
Program Pendukung Penurunan Angka Kelahiran
Selain program-program yang telah disebutkan, delegasi Pakistan juga diperkenalkan dengan program-program unggulan lainnya, seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, Kelompok KB Pria, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang KB dan Kesehatan Reproduksi, Konseling Pranikah, pendampingan dan pelayanan untuk keluarga berisiko stunting (KRS), hingga edukasi ASI Eksklusif. Semua program ini saling berkaitan dan mendukung keberhasilan program KB Indonesia.
Program-program tersebut menunjukkan pendekatan holistik yang diterapkan Indonesia dalam program KB, tidak hanya berfokus pada kontrasepsi, tetapi juga pada aspek kesehatan ibu dan anak, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hal ini menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam mencapai TFR ideal dan menjadi contoh bagi negara lain.
Kesimpulannya, kunjungan delegasi Pakistan ke Bandung merupakan bukti nyata pengakuan internasional terhadap keberhasilan program KB Indonesia. Berbagai inovasi dan strategi yang diterapkan Indonesia dalam program KB ini diharapkan dapat dipelajari dan diadaptasi oleh negara lain untuk mencapai tujuan serupa dalam pengelolaan penduduk.