Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B: Progres 50%, Solusi Banjir Rob & Inovasi Konstruksi
Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B oleh WIKA telah mencapai progres 50% dan ditargetkan selesai pertengahan 2027, menawarkan solusi inovatif untuk konektivitas dan mitigasi banjir rob.
![Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B: Progres 50%, Solusi Banjir Rob & Inovasi Konstruksi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191639.336-jalan-tol-semarang-demak-seksi-1b-progres-50-solusi-banjir-rob-inovasi-konstruksi-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengumumkan progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B telah mencapai 50 persen. Proyek sepanjang 6,67 km ini, bagian dari jalan tol sepanjang 27,25 km, ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2027. Jalan Tol Semarang-Demak bukan hanya proyek infrastruktur biasa, tetapi solusi inovatif untuk konektivitas dan mitigasi bencana alam.
Solusi Banjir Rob dan Konektivitas
Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B dirancang sebagai solusi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Jawa Tengah, sekaligus melindungi kawasan pesisir dari ancaman banjir rob. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menjelaskan proyek ini sebagai jalan tol laut pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan tanggul laut (sea embankment).
Lebih dari sekadar jalan tol, proyek ini menjadi contoh nyata inovasi dalam pembangunan infrastruktur. WIKA menerapkan teknologi Matras & Cerucuk Bambu sebagai material utama konstruksi badan jalan di atas laut. Teknologi ini berfungsi sebagai tanggul penahan abrasi, mendistribusikan beban timbunan secara merata, mengurangi penurunan tanah, dan meningkatkan daya dukung.
Inovasi dan Material Ramah Lingkungan
Komitmen WIKA terhadap inovasi dan keberlanjutan terlihat jelas dalam pemilihan material. Penggunaan Matras & Cerucuk Bambu bukan hanya efektif secara teknis, tetapi juga ramah lingkungan. Material ini dipilih untuk mengurangi dampak lingkungan dan mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan.
Selain aspek teknis, proyek ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. WIKA melibatkan tenaga kerja lokal dan UMKM sekitar dalam pekerjaan pemasangan matras bambu. Hal ini tidak hanya mempercepat progres proyek, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Agung Budi Waskito menekankan bahwa proyek ini memiliki dampak sosial yang tinggi. Dengan melibatkan masyarakat lokal, proyek ini berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pemberdayaan tenaga kerja lokal menjadi bagian integral dari strategi pembangunan berkelanjutan WIKA.
Lebih lanjut, Agung menambahkan, "Jalan Tol Semarang-Demak bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi merupakan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan lingkungan, khususnya banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah. Dengan teknologi konstruksi berkelanjutan dan keterlibatan tenaga kerja lokal, WIKA berkomitmen menghadirkan infrastruktur pendukung konektivitas antar wilayah yang memiliki dampak sosial tinggi bagi masyarakat dan lingkungan."
Komitmen WIKA pada Inovasi dan Keberlanjutan
Sebagai perusahaan Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC) terdepan, WIKA berkomitmen untuk terus berinovasi dalam membangun infrastruktur yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B menjadi bukti nyata komitmen tersebut.
Keberhasilan proyek ini, menurut Agung, merupakan tonggak penting bagi WIKA dalam membangun masa depan transportasi yang tangguh dan berkelanjutan. Proyek ini menjadi contoh bagaimana infrastruktur dapat dibangun dengan mempertimbangkan aspek teknis, lingkungan, dan sosial secara terintegrasi.