Jelang HUT RI ke-80, MUI Karawang Ingatkan Umat Islam Jauhi Maksiat dan Judi
MUI Karawang mengimbau umat Islam untuk menjauhi kegiatan maksiat dan perjudian saat merayakan HUT RI ke-80, menekankan pentingnya etika beragama dalam syukur kemerdekaan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengeluarkan imbauan penting menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Imbauan ini secara khusus ditujukan kepada umat Islam di wilayah tersebut.
Ketua MUI Karawang, KH Tajudin Nur, menegaskan agar masyarakat menghindari segala bentuk kegiatan yang mengarah pada kemaksiatan dan perjudian. Pesan ini disampaikan di Karawang pada hari Sabtu, 16 Agustus, sebagai bagian dari upaya menjaga etika beragama.
Menurut Kiai Tajudin, meskipun perayaan HUT RI diperbolehkan, namun harus tetap selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa rasa syukur atas kemerdekaan diwujudkan dengan cara yang benar dan bermanfaat bagi bangsa.
Menjaga Etika Beragama dalam Perayaan Kemerdekaan
KH Tajudin Nur dari MUI Karawang menekankan bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia merupakan rahmat besar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rahmat ini memungkinkan umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah dengan aman dan damai, sebuah kondisi yang tidak selalu ditemukan di belahan dunia lain.
Oleh karena itu, MUI Karawang sangat mensyukuri anugerah kemerdekaan ini dan berharap bangsa Indonesia senantiasa diberkahi serta mendapatkan rida Allah SWT. Rasa syukur ini harus tercermin dalam setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk dalam perayaan HUT RI.
Meskipun beragam kegiatan akan digelar sebagai bentuk rasa syukur atas 80 tahun kemerdekaan, Kiai Tajudin mengingatkan agar setiap acara mencerminkan kedewasaan berbangsa dan bernegara. Ini berarti memilih kegiatan yang positif dan konstruktif.
Mengisi Kemerdekaan dengan Kegiatan Bermanfaat
MUI Karawang mengimbau agar umat Islam mengisi perayaan HUT RI dengan perlombaan atau kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan semacam ini akan menunjukkan rasa syukur yang sesungguhnya dan menjauhkan diri dari hal-hal negatif.
Ketua MUI Karawang menegaskan bahwa lomba-lomba boleh saja digelar untuk memeriahkan kemerdekaan, asalkan tidak mengarah atau dibarengi dengan perjudian atau kemaksiatan. Fokus harus pada nilai-nilai positif dan kebersamaan.
Kiai Tajudin juga menambahkan bahwa berpesta pora atau bergembira ria dalam mengisi kemerdekaan tidak dilarang, baik di lapangan, hotel, maupun gedung. Namun, ia kembali mengingatkan untuk senantiasa menjunjung tinggi etika beragama dalam setiap perayaan. Ini adalah pesan utama dari MUI Karawang terkait perayaan HUT RI.