KAI Catat Lonjakan Penumpang KA Wisata Sulsel Selama Libur Paskah 2025
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat peningkatan signifikan penumpang kereta api wisata di Sulawesi Selatan selama libur Paskah 2025, mencapai 3.851 orang.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat lonjakan signifikan jumlah penumpang kereta api wisata di Sulawesi Selatan (Sulsel) selama libur Paskah 2025. Sebanyak 3.851 orang menggunakan layanan kereta api untuk menjelajahi berbagai destinasi wisata di Sulsel dari tanggal 18 hingga 20 April 2025. Peningkatan ini disebabkan oleh popularitas Kereta Api (KA) Perintis Makassar-Parepare yang menawarkan rute wisata menarik dan pemandangan alam yang indah. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan dan kenyamanan masyarakat Sulsel terhadap transportasi kereta api.
Lonjakan penumpang ini merupakan angka yang luar biasa jika dibandingkan dengan rata-rata harian sekitar 350 penumpang. Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa KA Perintis telah menjadi bagian integral dari gaya hidup dan pilihan utama mobilitas masyarakat Sulsel.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran KA Perintis Makassar-Parepare sebagai satu-satunya kereta api di Pulau Sulawesi yang menghubungkan berbagai destinasi wisata populer. KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan, termasuk fasilitas, ketepatan jadwal, pelayanan petugas, dan akses informasi digital, untuk memberikan pengalaman perjalanan yang terbaik bagi para penumpang.
KA Perintis Makassar-Parepare: Jembatan Wisata dan Ekonomi Sulsel
KA Perintis Makassar-Parepare menjadi primadona baru bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan Sulsel. Jalur kereta api ini melewati berbagai destinasi wisata unggulan, seperti Kampoeng Karst Rammang-Rammang, Wisata Alam Mangambang, dan Taman Purbakala Sumpang Bita. Pemandangan alam yang menawan dan keunikan budaya lokal sepanjang perjalanan menjadi daya tarik utama kereta ini.
Selain destinasi tersebut, KA Perintis juga melewati Tonasa Park, Pantai Tak Berombak di Maros, Danau Hijau Balocci di Pangkep, dan Wisata Alam Lappa Laona di Barru. Hal ini membuat kereta api tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga sebagai jembatan wisata yang menghubungkan berbagai destinasi menarik di Sulsel.
Anne Purba menambahkan, "Kereta ini tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga jembatan wisata dan ekonomi. Masyarakat kini punya akses lebih luas untuk menjelajahi keindahan daerahnya sendiri." KAI mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang secara signifikan setiap harinya, dengan rincian 1.257 penumpang pada 18 April, 1.181 penumpang pada 19 April, dan 1.413 penumpang pada 20 April.
Dampak positif juga dirasakan oleh sektor UMKM, kuliner lokal, dan penginapan di sepanjang jalur kereta api. Hal ini menunjukkan kontribusi KA Perintis terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
KA Perintis: Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia di Kawasan Timur
KA Makassar-Parepare memiliki peran strategis sebagai kereta api pertama dan satu-satunya di Pulau Sulawesi. Kehadirannya menjadi tonggak sejarah perkeretaapian Indonesia di Kawasan Timur Indonesia dan simbol kemajuan serta pemerataan pembangunan.
KAI berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan KA Perintis dengan meningkatkan fasilitas, ketepatan jadwal, pelayanan petugas, dan kemudahan akses informasi melalui kanal digital. Hal ini sejalan dengan misi KAI untuk menghadirkan transportasi publik yang inklusif, modern, dan berkelanjutan.
Anne Purba menegaskan, "Kereta api bukan hanya tentang perjalanan, tetapi tentang pengalaman. Dan pengalaman yang kami hadirkan adalah pengalaman yang menyatukan antara kota, antara manusia, antara budaya, dan antara alam." Komitmen KAI untuk terus meningkatkan kualitas layanan diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulsel.
Sebagai tambahan, peningkatan jumlah penumpang juga menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi kereta api sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, dan efisien.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan transportasi kereta api di daerah lain di Indonesia.