Kasus Pelecehan Seksual Sesama Jenis di NTB Naik Penyidikan: Dosen Jadi Tersangka?
Polda NTB telah meningkatkan kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis yang melibatkan seorang dosen berinisial LRR ke tahap penyidikan, setelah memeriksa empat korban dan terlapor.

Mataram, 14 Februari 2025 - Kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis yang melibatkan seorang dosen berinisial LRR di Nusa Tenggara Barat (NTB) memasuki babak baru. Polda NTB telah resmi meningkatkan status penanganan kasus ini ke tahap penyidikan. Informasi ini dibenarkan langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Pol. Syarif Hidayat, pada Jumat lalu di Mataram.
Kombes Syarif menyatakan, "Iya, sudah tahap penyidikan." Pernyataan singkat namun tegas ini mengonfirmasi perkembangan signifikan dalam investigasi kasus yang telah menyita perhatian publik tersebut. Proses penyidikan ini menandakan bahwa polisi telah menemukan bukti-bukti awal yang cukup untuk melanjutkan penyelidikan lebih lanjut.
Proses Penyidikan dan Pemeriksaan Saksi
Dalam tahap penyidikan, penyidik Polda NTB telah mendapatkan hasil pemeriksaan ahli psikologi terhadap terduga pelaku, LRR. Langkah ini penting untuk mendapatkan gambaran psikologis terlapor dan membantu proses penyelidikan lebih lanjut. Namun, proses belum selesai sampai di sini. Kombes Syarif menjelaskan bahwa penyidik masih perlu memeriksa LRR kembali, kali ini sebagai saksi. Pemeriksaan ini akan melengkapi rangkaian bukti yang sudah dikumpulkan.
Kombes Syarif menambahkan, "Kalau sudah semua (pemeriksaan), baik terlapor maupun korban, baru akan kami gelar untuk menentukan tersangka." Pernyataan ini menunjukkan komitmen Polda NTB untuk melakukan proses hukum secara teliti dan transparan. Keputusan penetapan tersangka akan diambil setelah semua bukti dan keterangan dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh.
Korban dan Lokasi Kejadian
Sebelumnya, dalam tahap penyelidikan, polisi telah memeriksa empat korban pelecehan seksual. Para korban, yang berinisial GA, FA, RT, dan AZ, telah memberikan keterangannya kepada pihak kepolisian. Menariknya, beberapa korban merupakan mahasiswa dan alumni dari LRR sendiri. Hal ini tentu memperkuat dugaan adanya relasi kuasa dalam kasus ini.
Selain memeriksa para korban, polisi juga telah meminta keterangan dari LRR sebagai terlapor. Tidak hanya itu, olah tempat kejadian perkara (TKP) juga telah dilakukan di paguyuban milik LRR yang bernama Agresi, berlokasi di wilayah Midang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Lokasi ini diduga menjadi tempat terjadinya sebagian besar aksi pelecehan seksual tersebut.
Kronologi dan Laporan Kasus
Kasus ini bermula dari laporan resmi salah satu korban pada 26 Desember 2024. Pelapor merupakan seorang alumni mahasiswa LRR. Dalam laporannya, korban mengaku mengalami pelecehan seksual pada sekitar bulan September 2024, saat mengikuti kegiatan di paguyuban milik LRR. Terlapor sendiri diketahui berprofesi sebagai dosen yang mengajar di tiga universitas berbeda di Kota Mataram. Kejadian ini tentunya menimbulkan kekhawatiran akan potensi korban lain yang belum melapor.
Proses hukum yang sedang berjalan ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban dan memberikan efek jera bagi pelaku. Polda NTB, dengan komitmennya untuk menyelesaikan kasus ini secara profesional, tengah bekerja keras untuk mengungkap seluruh fakta dan memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Publik menantikan perkembangan selanjutnya dari kasus ini, khususnya mengenai penetapan tersangka dan proses persidangan.
Kesimpulan
Kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis di NTB ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap korban pelecehan seksual, terlepas dari orientasi seksual pelaku dan korban. Proses hukum yang transparan dan adil diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi para korban dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Perkembangan kasus ini akan terus dipantau dan dilaporkan.