Kebakaran Hanguskan Asrama dan Gereja di Mukomuko, Bengkulu: Kerugian Ditaksir Rp500 Juta
Asrama dan Gereja HKBP di Desa Pulai Payung, Mukomuko, Bengkulu, ludes terbakar dini hari tadi akibat dugaan korsleting listrik; kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta.

Mukomuko, Bengkulu, 12 Maret 2025 - Sebuah peristiwa kebakaran yang diduga dipicu oleh korsleting listrik telah menghanguskan sebuah asrama dan Gereja HKBP di Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada Rabu dini hari. Peristiwa nahas ini mengakibatkan kerugian materiil yang cukup besar, namun syukur tidak ada korban jiwa. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 01.20 WIB dan langsung menyita perhatian warga sekitar.
Peristiwa ini bermula ketika Pendeta Hanasia Nababan (27), penghuni asrama gereja, tiba di asrama tersebut pada Selasa malam pukul 23.00 WIB dari Kota Bengkulu. Setelah beres-beres dan beristirahat, ia terbangun dari tidur karena mencium bau terbakar. Melihat api telah berkobar dari arah dapur, ia langsung berlari keluar meminta pertolongan warga sekitar.
Berkat kesigapan Pendeta Hanasia dan warga sekitar, sebagian barang-barang di asrama berhasil diselamatkan. Namun, karena jarak asrama dan Gereja HKBP yang hanya sekitar satu meter, api dengan cepat merambat ke bangunan gereja yang sebagian besar terbuat dari kayu. Api pun dengan cepat membesar dan menghanguskan seluruh bangunan gereja beserta isinya.
Petugas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian Turun Tangan
Petugas pemadam kebakaran dibantu oleh warga setempat segera datang ke lokasi untuk memadamkan api. Proses pemadaman api berlangsung hingga api benar-benar padam. Setelah api berhasil dipadamkan, pihak kepolisian dari Polres Mukomuko langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Mukomuko, AKBP Yana Supriatna, menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa lokasi kejadian dan meminta keterangan dari Pendeta Hanasia Nababan dan saksi-saksi lainnya. Polisi juga turut membantu petugas pemadam kebakaran dalam proses pemadaman api.
"Satu asrama gereja yang terbakar di Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh, itu dihuni oleh Hanasia Nababan (27), pendeta di gereja tersebut," ujar AKBP Yana Supriatna dalam keterangannya.
Polisi juga telah melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik. Namun, penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran tersebut.
Kerugian Mencapai Rp500 Juta
Akibat peristiwa kebakaran ini, ditaksir kerugian mencapai Rp500 juta. Kerugian tersebut meliputi kerusakan total asrama dan Gereja HKBP beserta seluruh isinya. Pihak gereja dan jemaat tentu mengalami kehilangan yang sangat besar, baik secara materiil maupun spiritual.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya kebakaran. Periksa secara berkala instalasi listrik di rumah dan tempat ibadah untuk mencegah terjadinya korsleting yang dapat memicu kebakaran.
Langkah-langkah pencegahan kebakaran seperti memasang alat pemadam api ringan (APAR) dan mengetahui prosedur evakuasi juga sangat penting untuk meminimalisir kerugian dan korban jiwa.
Polisi menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam penggunaan listrik serta melaporkan segera jika terjadi hal-hal yang mencurigakan.
Peristiwa ini menjadi duka bagi masyarakat Desa Pulai Payung dan jemaat Gereja HKBP. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan selalu menjaga keselamatan.