Kebijakan Tarif AS Berdampak Minim ke Indonesia, Kata Analis MAMI
Analis MAMI, Dimas Ardhinugraha, menyatakan kebijakan tarif impor AS berdampak minim pada Indonesia, terutama karena nilai ekspor baja yang kecil dan tarif rata-rata yang sudah setara antara kedua negara.

Jakarta, 12 Maret 2025 - Kebijakan penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) diprediksi akan memberikan dampak yang relatif kecil terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, di Jakarta, Rabu.
Dimas menjelaskan bahwa dampak langsung yang signifikan bagi Indonesia hanya akan terlihat pada pengenaan tarif 25 persen untuk baja dan potensi tarif resiprokal. Namun, ia menekankan bahwa dampaknya tetap terbatas. Ekspor baja Indonesia ke AS pada tahun 2023 hanya mencapai 199 juta dolar AS, atau sekitar 0,07 persen dari total ekspor Indonesia senilai 264 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan kontribusi yang sangat kecil terhadap perekonomian nasional.
Lebih lanjut, Dimas menjelaskan bahwa risiko tarif resiprokal juga terbatas karena tingkat tarif rata-rata antara Indonesia dan AS saat ini sudah relatif seimbang, di kisaran 4 persen. Meskipun demikian, ia menambahkan, "Walaupun memang kita masih harus menunggu apakah tarif resiprokal yang akan diimplementasikan mengacu pada level rata-rata tarif antarkedua negara, atau per kategori barang."
Dampak Tidak Langsung dan Ketidakpastian Pasar
Meskipun dampak langsung dinilai minim, Dimas mengingatkan akan adanya potensi dampak tidak langsung yang perlu diwaspadai. Risiko tersebut berupa penurunan perdagangan global, melemahnya permintaan ekspor Indonesia, dan kenaikan harga barang impor secara umum. Ketidakpastian kebijakan AS juga turut menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi ini.
Sejak Januari 2025, keresahan di pasar meningkat seiring dengan informasi mengenai kebijakan tarif AS yang dinilai tidak lengkap dan sering berubah-ubah. Hal ini tercermin dari Economic Policy Uncertainty Index, yang menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan dan moneter. Indeks ketidakpastian kebijakan perdagangan pada Februari 2025 bahkan mencapai level tertinggi kedua sejak perang tarif tahun 2018.
Dimas berharap, setelah adanya kejelasan dan informasi yang lebih rinci mengenai kebijakan tarif AS, pasar dapat melakukan evaluasi ulang terhadap risiko dan peluang yang ada. Dengan demikian, diharapkan volatilitas pasar dapat berkurang dan kembali stabil.
Kesimpulannya, meskipun kebijakan tarif AS berpotensi menimbulkan dampak, analis menilai pengaruhnya terhadap Indonesia akan relatif kecil. Namun, perlu diwaspadai dampak tidak langsung dan ketidakpastian yang dapat memengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kejelasan informasi dari AS sangat penting untuk mengurangi keresahan pasar dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Ekspor baja Indonesia ke AS sangat kecil, sehingga dampak tarif 25 persen relatif minim.
- Tarif rata-rata antara Indonesia dan AS sudah relatif seimbang.
- Perlu diwaspadai dampak tidak langsung seperti penurunan perdagangan global dan kenaikan harga barang impor.
- Ketidakpastian kebijakan AS meningkatkan keresahan pasar.