Kebijakan Tarif Trump: Momentum Perkuat Pariwisata Indonesia?
Anggota DPR RI Novita Hardini melihat kebijakan tarif timbal balik Trump sebagai peluang besar untuk mendorong pertumbuhan pariwisata domestik dan menggerakkan ekonomi nasional.

Jakarta, 6 April 2024 - Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menilai kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkuat sektor pariwisata domestik. Kebijakan ini, menurutnya, berdampak langsung pada perekonomian nasional, khususnya di tengah tekanan nilai tukar rupiah dan gejolak ekonomi global.
Novita menjelaskan bahwa kenaikan biaya perjalanan ke luar negeri akibat kebijakan tersebut berpotensi mengalihkan minat wisatawan Indonesia ke destinasi lokal. "Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal," ujar Novita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Data dari Mastercard Economics Institute (2023) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata 1.200 dolar AS per perjalanan ke luar negeri. Dengan depresiasi rupiah yang berkelanjutan, angka tersebut diperkirakan akan meningkat signifikan. Kondisi ini, menurut Novita, menjadi sinyal kuat perlunya peningkatan fokus pada pariwisata domestik, bukan hanya sebagai alternatif, melainkan sebagai pilihan utama bagi wisatawan Indonesia.
Pariwisata Domestik: Jantung Baru Ekonomi Indonesia
Novita menekankan bahwa krisis ekonomi justru dapat menjadi pendorong inovasi dan pertumbuhan. Ia mendorong pemerintah untuk memanfaatkan momentum ini dengan memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi wisata lokal, dan menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan daya saing dan pertumbuhan berkelanjutan sektor pariwisata Indonesia.
Lebih lanjut, Novita menyoroti pentingnya kolaborasi antara kementerian terkait, pelaku industri pariwisata, dan pemerintah daerah. Kolaborasi tersebut dibutuhkan untuk menyediakan akses transportasi yang terjangkau, melakukan promosi wisata secara masif, dan menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas dan kompetitif.
Dengan mengalihkan wisatawan domestik ke destinasi lokal, Novita meyakini akan terjadi dampak signifikan terhadap perputaran ekonomi daerah. "Ini bukan sekadar soal pariwisata, tetapi soal penguatan ekonomi rakyat," tegasnya. Ia menambahkan bahwa sektor pariwisata tidak lagi bisa dianggap sebagai sektor pelengkap, melainkan sebagai jantung baru perekonomian Indonesia.
Dalam konteks visi ekonomi yang menekankan kemandirian nasional, Novita menilai pariwisata harus menjadi sektor yang tangguh, kompetitif, dan inklusif. "Kebijakan Trump bisa jadi pemicu perubahan arah, jika kita pandai membaca peluang di tengah krisis," tutup Novita.
Strategi Penguatan Pariwisata Domestik:
- Peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas transportasi.
- Kampanye promosi wisata yang masif dan kreatif.
- Pengembangan destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
- Kerjasama antar kementerian, pelaku industri, dan pemerintah daerah.
- Pemberian insentif bagi pengembangan destinasi wisata lokal.