Kemenkes Dayakan Ketua Kloter Edukasi Kesehatan Jamaah Haji 2025
Pusat Kesehatan Haji Kemenkes memberdayakan ketua kloter dan pembimbing ibadah untuk edukasi kesehatan jamaah haji 2025 guna mengantisipasi kondisi ekstrem di Arab Saudi dan keterbatasan personel KKHI.

Jakarta, 30 April 2024 (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Kesehatan Haji (Puskes Haji) akan memberdayakan ketua kelompok terbang (kloter) dan pembimbing ibadah untuk memberikan edukasi kesehatan kepada jamaah calon haji tahun 2025. Strategi promotif dan preventif ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai risiko kesehatan selama penyelenggaraan ibadah haji.
Langkah ini diungkapkan oleh Anggota Tim Pemeriksaan Kesehatan Haji Kemenkes, Enny Nuryanti, di Jakarta. "Jadi dokter kloter atau perawat kloter bisa memberdayakan ketua Kloter, pembimbing ibadah, ketua rombongan, untuk menyatukan edukasi tentang kesehatan," ujarnya.
Kebijakan ini penting mengingat kondisi cuaca ekstrem di Arab Saudi yang dapat mencapai suhu lebih dari 40 derajat Celcius. Selain itu, penurunan jumlah personel di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) pada tahun 2025 menjadi 188 orang (dari 306 orang pada tahun 2024) juga mendorong perluasan edukasi kesehatan melalui berbagai jalur.
Edukasi Kesehatan Antisipasi Penyakit Jantung dan Lainnya
Edukasi kesehatan dinilai krusial untuk mengantisipasi berbagai masalah kesehatan jamaah haji, seperti hipertensi dan diabetes yang sering ditemukan sebelum keberangkatan. "Tren tahun kemarin, tren kematian biasanya pada saat jamaah datang itu biasanya trennya pertama kali penyakit jantung penyebabnya," jelas Enny Nuryanti. Edukasi dini diharapkan mampu meminimalisir risiko tersebut.
Selain edukasi, Kemenkes juga meningkatkan fasilitas kesehatan di KKHI Makkah dan Madinah, termasuk penambahan fasilitas rontgen dan laboratorium elektrokardiogram (EKG). Langkah ini bertujuan untuk memastikan akses layanan kesehatan yang memadai bagi jamaah.
Sebagai bentuk optimalisasi pelayanan, tim kesehatan haji juga akan mendirikan pos kesehatan satelit di setiap hotel yang ditempati jamaah Indonesia. "Di situ pos kesehatan satelit inilah yang akan melayani jamaah di dalam satu hotel itu," tambah Enny.
Efisiensi Logistik Obat-obatan
Dalam upaya efisiensi, Kemenkes menerapkan strategi pembelian obat-obatan langsung di Arab Saudi. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, strategi ini lebih efektif daripada pengiriman besar-besaran dari Indonesia untuk menghindari penumpukan dan risiko kedaluwarsa obat.
"Selain kita kirim sekarang strateginya lebih banyak. Kalau bisa, obat dibeli di sana saja. Kalau terlalu banyak stok dari Indonesia, nanti bisa expired dan jadi temuan dalam audit. Ini strategi agar lebih efisien dan sesuai kebutuhan riil di lapangan," kata Budi Gunadi Sadikin.
Dengan demikian, strategi efisiensi logistik ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan selama penyelenggaraan ibadah haji tanpa menimbulkan pemborosan dan risiko kesehatan lainnya.
Melalui berbagai upaya ini, Kemenkes berupaya untuk memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah haji Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.