Kemenperin Dorong Animator Lokal: Mitra Strategis Penguatan Ekonomi Nasional
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para animator Indonesia menjadi mitra strategis pertumbuhan ekonomi, memanfaatkan potensi kekayaan intelektual (IP) animasi untuk meningkatkan daya saing nasional.

Jakarta, 9 Mei 2024 - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar mendorong para pegiat animasi di Indonesia untuk menjadi mitra strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada peran penting animasi dalam masyarakat dan potensi besarnya untuk memberikan nilai tambah (value added) pada berbagai produk. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri animasi nasional dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menyatakan komitmen Kemenperin untuk terus mendukung penguatan ekosistem industri animasi nasional. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan dan pemanfaatan kekayaan intelektual (IP) untuk menghasilkan produk animasi berkualitas. "Pemerintah secara khusus mendorong kolaborasi antara pelaku IP lokal dengan berbagai sektor industri lain. IP animasi lokal memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam memperkuat daya saing industri nasional, sekaligus membuka pasar baru bagi produk dalam negeri," tegasnya.
Setia Diarta juga menekankan pentingnya keterlibatan pelaku industri dalam mendukung kekayaan intelektual. Hal ini, menurutnya, akan memperkuat identitas produk dan mendorong pertumbuhan industri berbasis kekayaan intelektual. "Kami mengajak industri dan produk dalam negeri untuk melihat potensi besar kerja sama dengan IP lokal. Selain memperkuat identitas produk, ini juga berkontribusi pada kemajuan industri berbasis kekayaan intelektual," ujarnya.
Potensi Kolaborasi dan Inisiatif Kemenperin
Kemenperin melihat potensi besar IP lokal yang dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi yang lebih luas. Kolaborasi ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari co-branding produk, kampanye pemasaran berbasis karakter animasi, pengembangan konten digital interaktif, hingga pemanfaatan IP untuk merchandise dan edutainment. "Melalui kolaborasi ini, diharapkan mampu menjadi jembatan antara sektor animasi dengan sektor lain seperti makanan dan minuman, transportasi, teknologi, ritel, dan produk konsumen," jelas Setia Diarta.
Komitmen Kemenperin dalam mendukung subsektor animasi juga diwujudkan dalam berbagai inisiatif nyata. Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, misalnya, secara rutin memberikan pelatihan teknis animasi 2D dan 3D. Selain itu, Kemenperin juga memfasilitasi partisipasi para pelaku animasi dalam ajang promosi seperti Bengkel Animasi Creative & Digital Arts Festival (BEAST) dan penguatan jejaring lintas sektor melalui penyelenggaraan Networking Forum Industri berbasis IP.
Meskipun menunjukkan kemajuan pesat, industri animasi Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan tersebut antara lain kurangnya pendanaan dari sektor keuangan formal, minimnya platform distribusi nasional, dan terbatasnya pelatihan teknis di luar pusat industri animasi. Perlu adanya upaya sistematis untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Potensi Pasar dan Sukses Film Jumbo
Data Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) menunjukkan bahwa nilai produksi animasi Indonesia sebelum pandemi mencapai Rp600–800 miliar per tahun. Saat ini terdapat lebih dari 150 studio animasi yang tersebar di 23 kota, dengan konsentrasi terbesar di Pulau Jawa. Potensi ini masih bisa terus dikembangkan untuk berkontribusi pada perekonomian nasional.
Film animasi Jumbo menjadi contoh nyata keberhasilan IP lokal yang dikelola dengan baik. Film ini berhasil menarik 8 juta penonton dan mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris di Asia Tenggara. Keberhasilan Jumbo menunjukkan potensi karya lokal untuk bersaing di pasar global.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Ronggolawe Sahuri, menyampaikan bahwa Kemenperin terus berupaya mengembangkan potensi para pelaku industri animasi lokal dan menguatkan ekosistem IP lokal melalui berbagai program sinergi. "Kemenperin mengapresiasi IP Lokal seperti Jumbo sebagai wujud nyata dari upaya kita membangun daya saing industri animasi nasional dan memajukan industri berbasis kekayaan intelektual dalam negeri," ujarnya.
Langkah Ke Depan
Kemenperin berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam penyusunan peta jalan industri animasi nasional. Fokus utamanya adalah penguatan SDM industri, perluasan akses pasar, dan kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan. Sebagai bentuk dukungan nyata, Kemenperin menyelenggarakan kegiatan bedah film Jumbo pada 8 Mei 2024 untuk mendorong pengembangan industri animasi lokal.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kemenperin optimistis industri animasi Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional. Dukungan pemerintah dan kolaborasi antar sektor menjadi kunci keberhasilan dalam memajukan industri kreatif ini.