Kemenperin: Perang Tarif AS Dorong Perusahaan EV Investasi di Indonesia
Kemenperin menyatakan perang tarif AS membuka peluang investasi EV di Indonesia dari perusahaan China dan Eropa.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan otomotif, baik dari China maupun Eropa, menunjukkan minat besar untuk berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik (EV) dan baterai EV di Indonesia. Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), yang membuat Indonesia menjadi lokasi investasi yang menarik.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, menyampaikan bahwa pihaknya telah memulai diskusi dengan beberapa produsen otomotif listrik dan baterai listrik asal China. Menurutnya, perang tarif ini tidak selalu berdampak negatif, justru membuka peluang kerja sama investasi di Indonesia.
Keinginan perusahaan-perusahaan tersebut untuk berinvestasi di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik tersendiri di mata investor global. Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan pemerintah yang kuat, Indonesia menjadi lokasi yang menjanjikan untuk pengembangan industri kendaraan listrik.
Indonesia Jadi Tujuan Investasi EV
Mahardi Tunggul Wicaksono menjelaskan bahwa mayoritas perusahaan yang tertarik berinvestasi berasal dari China, namun ada juga minat dari perusahaan Eropa. Saat ini, nilai investasi masih dalam tahap diskusi. Prinsipnya, perusahaan-perusahaan ini ingin melanjutkan dan memindahkan investasi mereka ke Indonesia.
Saat ini mereka punya teknologi kendaraan listrik, motor listrik. Mereka lagi mengkaji, bagaimana kalau memindahkan dan meneruskan investasinya di Indonesia," ujar Mahardi.
Minat investasi ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk potensi pasar kendaraan listrik yang besar di Indonesia, dukungan pemerintah melalui berbagai insentif, serta biaya produksi yang kompetitif. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel, yang merupakan bahan baku penting untuk produksi baterai EV.
Kapasitas Produksi Kendaraan Listrik Nasional Meningkat
Saat ini, Indonesia telah memiliki sembilan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mobil listrik, tujuh perusahaan fasilitas manufaktur bus listrik, serta 63 perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik roda dua dan tiga. Total investasi di sektor kendaraan listrik mencapai Rp5,63 triliun.
Kapasitas produksi kendaraan listrik di Indonesia juga terus meningkat. Untuk mobil listrik, kapasitas produksi mencapai 70.600 unit per tahun, bus listrik 3.100 unit per tahun, dan motor listrik roda dua dan tiga mencapai 2,28 juta unit per tahun.
Peningkatan kapasitas produksi ini menunjukkan bahwa industri kendaraan listrik di Indonesia terus berkembang pesat. Dengan dukungan pemerintah dan investasi yang terus masuk, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.
Peluang Indonesia dalam Perang Tarif Global
Peneliti pada Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada (UGM), Ronald Eberhard, menyampaikan bahwa perang tarif antara AS dan China membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara produsen manufaktur di berbagai sektor. Indonesia memiliki tarif balasan yang lebih rendah dibandingkan negara pesaing, seperti Vietnam.
"In fact Indonesia itu sebenarnya dikenakan tarif balasannya rata-rata 32 persen. Itu lebih rendah dibandingkan pesaing kita yang terdekat contoh seperti Vietnam 46 persen. Sebenarnya ada dari konstelasi ini peluang untuk kita mengambil keuntungan dari perang dagang," ujarnya.
Dengan memanfaatkan peluang ini, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing dan meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global. Dengan dukungan pemerintah, investasi yang terus masuk, dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.