Kementerian ESDM Bentuk Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi
Kementerian ESDM membentuk direktorat baru di bawah Ditjen Ketenagalistrikan untuk mempercepat transisi energi dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah membentuk direktorat baru untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Langkah ini diumumkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, pada Selasa lalu di Jakarta. Pembentukan direktorat baru ini merupakan respons terhadap kebutuhan mendesak untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Direktorat baru ini akan dipecah dari Direktorat Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) yang saat ini menangani 10 jenis energi terbarukan, termasuk tenaga air, surya, bayu, dan lainnya. Pembentukan direktorat baru ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan fokus dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Keputusan ini didorong oleh semakin pentingnya transisi energi dalam meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional. Dadan Kusdiana menekankan bahwa perkembangan pesat ekonomi negara-negara seperti Vietnam, yang mampu menyediakan energi lebih bersih, menjadi tantangan bagi Indonesia. Oleh karena itu, percepatan transisi energi menjadi kunci untuk merebut kembali daya saing tersebut.
Direktorat Baru di Bawah Ditjen Ketenagalistrikan
Direktorat baru yang akan dibentuk direncanakan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa arah transisi energi Indonesia cenderung berfokus pada sektor kelistrikan. Saat ini, Ditjen Ketenagalistrikan memiliki tiga direktorat, dan penambahan satu direktorat baru dinilai perlu untuk mendukung percepatan transisi energi.
Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa pemisahan direktorat ini akan memungkinkan fokus yang lebih spesifik pada pengembangan masing-masing jenis energi terbarukan. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program transisi energi.
Struktur organisasi yang baru ini masih dalam tahap penyusunan dan kajian. Kementerian ESDM akan memastikan bahwa struktur organisasi yang baru akan mendukung upaya percepatan transisi energi secara optimal. Kajian ini meliputi aspek-aspek teknis, operasional, dan kesesuaian dengan kebijakan pemerintah.
Proses pembentukan direktorat baru ini diharapkan dapat berjalan lancar dan selesai dalam waktu yang relatif singkat, mengingat pentingnya percepatan transisi energi bagi Indonesia.
Komitmen Pemerintah terhadap Pengurangan Emisi
Dalam sosialisasi tersebut, Dadan Kusdiana juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Pencapaian target Net Zero Emission 2060, bahkan lebih cepat, dianggap penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di mata internasional.
Ia menambahkan bahwa ketersediaan energi bersih menjadi faktor penting dalam menarik investasi dan meningkatkan daya saing industri nasional. Dengan percepatan transisi energi, Indonesia diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah menyadari bahwa lambatnya transisi energi dapat mengancam daya saing Indonesia. Oleh karena itu, pembentukan direktorat baru ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi tantangan tersebut dan memastikan Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Dengan adanya direktorat baru ini, diharapkan akan terjadi percepatan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, sehingga target pengurangan emisi gas rumah kaca dapat tercapai dan daya saing Indonesia di kancah internasional dapat meningkat.
"Banyak yang sudah bilang bahwa kalau kita tidak mendorong EBT, daya saing kita akan turun," ujar Dadan Kusdiana, menekankan pentingnya percepatan transisi energi bagi perekonomian Indonesia.
Kesimpulan
Pembentukan direktorat baru di Kementerian ESDM menandai komitmen serius pemerintah dalam mempercepat transisi energi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, fokus, dan daya saing Indonesia di pasar global, sekaligus berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.