Decarbonisasi Sektor Energi Indonesia Lampaui Target 2024
Kementrian ESDM laporkan capaian decarbonisasi sektor energi Indonesia di tahun 2024 melampaui target, mencapai 147,61 juta ton CO2, dan optimis menatap target 2030.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia mengumumkan capaian decarbonisasi sektor energi telah melampaui target tahunan yang ditetapkan sebagai bagian dari tujuan besar mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060. Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, menyampaikan realisasi pengurangan emisi karbon di sektor energi pada tahun 2024 telah melampaui target yang ditetapkan.
Target pengurangan emisi karbon di sektor energi pada tahun 2024 adalah 142 juta ton CO2. Namun, realisasinya mencapai 147,61 juta ton CO2, melampaui target sebesar 5,61 juta ton. "Kita mampu mencapai pengurangan emisi sebesar 147,61 juta ton, melampaui target tahunan yang telah ditetapkan. Kami juga berharap pada tahun 2030, kita dapat mempertahankan pencapaian yang konsisten," ujar Andriah Feby Misna.
Lebih lanjut, Andriah Feby Misna merinci capaian decarbonisasi tersebut. Pengurangan emisi karbon sebanyak 30,25 juta ton CO2 diraih melalui peningkatan efisiensi energi, 15,18 juta ton melalui penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan 74,73 juta ton melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Tambahan 15,16 juta ton CO2 berhasil dikurangi berkat penerapan teknologi rendah emisi terbaru.
Strategi Menuju Decarbonisasi 2030
Pemerintah Indonesia menargetkan decarbonisasi sektor energi sebesar 358 juta ton CO2 pada tahun 2030. Untuk mengoptimalkan visi karbon bersih ini, sesuai dengan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), Kementerian ESDM menerapkan beberapa strategi. Strategi tersebut meliputi penguatan elektrifikasi di sektor transportasi, pertanian, dan kompor induksi.
Selain itu, pengembangan energi baru dan terbarukan juga menjadi fokus utama. Pemerintah juga memberlakukan moratorium pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan percepatan penghentian operasi PLTU yang sudah ada. Implementasi efisiensi energi juga menjadi bagian penting dari strategi ini.
Sebagai langkah strategis lainnya, Kementerian ESDM telah menyiapkan Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) yang memprioritaskan elektrifikasi dari sumber energi baru dan terbarukan. Potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Target E-NDC dan Capaian 2024
E-NDC menetapkan target pengurangan emisi total Indonesia sebesar 29 persen atau 835 juta ton CO2 hingga 32 persen atau 912 juta ton CO2 pada tahun 2030. Keberhasilan melampaui target decarbonisasi sektor energi di tahun 2024 menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target E-NDC.
Capaian ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan menunjukkan optimisme dalam mencapai target yang lebih besar di tahun 2030. Berbagai strategi yang telah dan akan diterapkan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan visi Indonesia menuju emisi nol bersih.
Dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi global. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi negara-negara lain untuk mengambil langkah serupa dalam upaya menyelamatkan bumi dari dampak perubahan iklim.