Kenaikan Tarif PAM Jaya: Logis atau Memberatkan? Legislator Beri Penjelasan
Legislator DKI Jakarta menilai kenaikan tarif PAM Jaya masih logis mengingat biaya operasional yang meningkat dan tarif yang sudah lama tak naik, namun tetap ekonomis dibandingkan daerah lain.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Kenaikan tarif layanan air minum PAM Jaya di Jakarta baru-baru ini telah menuai beragam reaksi. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh, pada Selasa, 29 April 2024, menyatakan bahwa kenaikan tersebut logis karena sudah 17 tahun tidak mengalami penyesuaian, sementara biaya operasional terus meningkat. Pernyataan ini disampaikan menyusul diskusi "Ngobrolin Jakarta (Ngojak) Lintas Generasi Aktivisme Pro Jakarta" yang membahas peningkatan cakupan layanan air bersih di Jakarta. Kenaikan tarif dinilai perlu untuk menutupi peningkatan biaya pengolahan dan distribusi air, termasuk pembelian air baku dari Perum Jasa Tirta II yang juga mengalami kenaikan periodik.
Nova membandingkan tarif PAM Jaya dengan daerah lain seperti DIY, Solo, dan Batam, dan menyimpulkan bahwa tarif PAM Jaya masih tergolong rendah. Ia juga menekankan adanya pengelompokan pelanggan, di mana pelanggan rumah tangga sangat sederhana (kategori KI) hanya membayar Rp1.000 per meter kubik untuk penggunaan 0-10 meter kubik, memberikan insentif bagi penghematan air. Hal ini menunjukkan upaya untuk mencapai keadilan dalam penyesuaian tarif.
Selain itu, upaya peningkatan cakupan layanan air bersih hingga 100 persen pada tahun 2029 juga menjadi fokus pembahasan. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menetapkan target baru ini, dan berbagai pihak optimistis target tersebut dapat tercapai dengan strategi yang tepat dan kepemimpinan yang efektif dari Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin.
Analisis Kenaikan Tarif PAM Jaya
Nova Harivan Paloh menjelaskan bahwa kenaikan harga air baku dari Perum Jasa Tirta II yang mengelola Waduk Jatiluhur, Jawa Barat, menjadi salah satu faktor utama kenaikan tarif PAM Jaya. "Air baku yang kita beli dari Perum Jasa Tirta II... juga mengalami kenaikan setiap dua tahun, sementara tarif air PAM Jaya tidak mengalami kenaikan selama 17 tahun terakhir," ujarnya. Beliau juga menekankan bahwa meskipun ada kenaikan, tarif PAM Jaya masih tergolong rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Sistem pengelompokan pelanggan juga dinilai sebagai langkah yang adil. Dengan skema ini, masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan tarif yang lebih terjangkau. "Melalui skema tarif ini, masyarakat juga bisa mengatur penggunaan air. Semakin dia bisa berhemat air, maka biaya yang dibayarkan akan lebih murah," jelas Nova. Hal ini menunjukkan upaya PAM Jaya untuk menyeimbangkan kebutuhan peningkatan layanan dengan daya beli masyarakat.
Katar, melalui Sugiyanto, juga mendukung penyesuaian tarif ini. Mereka menilai kenaikan tersebut sebagai langkah strategis untuk pemerataan akses air bersih di Jakarta. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang menyebut tarif air di Jakarta masih murah dibandingkan daerah sekitarnya juga turut mendukung argumen ini.
Langkah Strategis PAM Jaya Menuju Cakupan 100 Persen
Hilman Sandhi Nugraha, Senior Manager Regional Timur Perumda PAM Jaya, memaparkan tujuh langkah strategis dalam program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk meningkatkan cakupan layanan air minum. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Pembagian 1.000 penampung (toren) air
- Peresmian Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III
- Pemasangan 20.000 sambungan rumah
- Peresmian Reservoir Komunal Tambora dan Margaguna
- Program Kartu Air Sehat (KAS) untuk subsidi air bersih
- Peluncuran program Sanitasi Prima
- Pemasangan 100 pemurni air (water purifier) di sekolah dan fasilitas umum
Selain itu, PAM Jaya juga perlu fokus pada ketersediaan air baku, penyelesaian pembangunan waduk, pembangunan jaringan perpipaan, dan mengatasi kebocoran air (Non Revenue Water/NRW) untuk mencapai target 100 persen cakupan layanan.
Optimisme terhadap tercapainya target 100 persen cakupan layanan pada tahun 2029 tetap tinggi, didukung oleh kepemimpinan baru di PAM Jaya dan langkah-langkah strategis yang telah dan akan dijalankan. Kenaikan tarif, meskipun menimbulkan pro dan kontra, dilihat sebagai langkah penting untuk mendukung keberlanjutan dan perluasan layanan air bersih di Jakarta.