Kilang Pertamina Utamakan Kesehatan Mental Karyawan untuk Dorong Produktivitas
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menerapkan budaya kerja positif yang mengutamakan kesehatan mental karyawan demi keberlanjutan bisnis dan peningkatan produktivitas.

Jakarta, 28 April 2025 - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menempatkan kesehatan mental karyawan sebagai prioritas utama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Langkah ini diyakini mampu mendukung keberlanjutan bisnis dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini disampaikan oleh Direktur SDM dan Penunjang Bisnis KPI, Tenny Elfrida, dalam HR Leaders Forum Bali 2025.
Dalam forum tersebut, Tenny menjelaskan bahwa budaya kerja yang positif berkontribusi signifikan terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan. KPI, sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental karyawan agar mereka dapat bekerja secara optimal. KPI telah menerapkan sejumlah strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung.
Menurut Tenny, perasaan positif terhadap pekerjaan, dikombinasikan dengan dukungan perusahaan dalam pengembangan keterampilan individu, akan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja, karena karyawan merasa dihargai dan didukung dalam mengembangkan potensi diri mereka. "Aspek kesehatan mental karyawan menjadi salah satu perhatian utama KPI dalam menjalankan bisnisnya," tegas Tenny.
Membangun Budaya Kerja Positif di KPI
KPI telah menerapkan empat budaya kerja positif untuk mendukung kesehatan mental karyawannya. Pertama, perusahaan membangun lingkungan kerja yang kolaboratif dan suportif. Lingkungan yang suportif akan membangun hubungan antar karyawan yang baik, menciptakan suasana kerja nyaman, dan meningkatkan produktivitas. Salah satu implementasinya adalah pelibatan karyawan dalam tim taskforce.
Kedua, KPI menerapkan transparansi dan keterbukaan dalam komunikasi. Budaya ini membuka ruang bagi karyawan untuk menyampaikan ide, gagasan, aspirasi, dan keluhan tanpa rasa takut. "Lingkungan seperti ini meningkatkan rasa aman secara psikologis, membantu mengurangi kecemasan terkait pekerjaan," jelas Tenny. Komunikasi yang transparan memfasilitasi diskusi dan penyelesaian tugas dengan lebih mudah.
Ketiga, KPI memberikan fleksibilitas dalam pekerjaan untuk mencapai work-life balance. Kebijakan ini memungkinkan karyawan menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi. Salah satu wujudnya adalah adanya kegiatan komunitas seperti olahraga dan kegiatan sehat bugar segar (sebuse). Fleksibilitas ini meminimalkan risiko kelelahan akibat tekanan kerja berlebih, sekaligus memaksimalkan produktivitas.
Terakhir, KPI membuka ruang inovasi dan kreativitas. Hal ini diwujudkan melalui annual award, CIP Forum, Breakthrough program (BTP), Strategic Inisiatif, dan Cost Optimization. Inovasi dan kreativitas ini juga berkontribusi dalam membangun kesehatan mental karyawan.
Peran Penting Kepemimpinan
Selain keempat poin di atas, peran pemimpin sangat penting dalam membentuk lingkungan kerja yang sehat secara mental. Pemimpin harus menjadi pelopor penerapan budaya kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan. Mereka berperan sebagai sosok sentral yang dapat memberikan pengaruh positif pada lingkungan kerja.
"Pemimpin juga harus menjadi role model dalam implementasi tata nilai budaya Perusahaan serta pelaksanaan tata aturan Perusahaan sehingga akan mendorong tim juga akan berperilaku yang sama dan satu komitmen bersama," tambah Tenny. Dengan demikian, kepemimpinan yang baik akan menciptakan sinergi positif dalam perusahaan.
Kesimpulannya, komitmen KPI dalam menerapkan budaya kerja positif yang mengedepankan kesehatan mental karyawan merupakan langkah strategis untuk mencapai keberlanjutan bisnis dan peningkatan produktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menyadari pentingnya investasi pada sumber daya manusianya.