Kinerja Sektor Keuangan Sulteng Stabil di 2024: Pertumbuhan Positif di Semua Sektor
OJK Sulteng laporkan kinerja sektor keuangan di Sulawesi Tengah hingga Desember 2024 stabil dan tumbuh positif, ditandai dengan peningkatan aset perbankan, DPK, kredit, dan pembiayaan syariah.

Palu, Sulawesi Tengah, 1 Januari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Desember 2024 tetap stabil dan menunjukan pertumbuhan positif. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, dalam keterangan pers di Palu pada Sabtu lalu. Laporan tersebut mencakup kinerja perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB), dan pasar modal di wilayah Sulteng.
Pertumbuhan positif ini, menurut Bonny, merupakan hasil dari kegiatan edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan. Semua indikator menunjukkan tren positif, menandakan kesehatan dan daya tahan sektor keuangan Sulteng menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Data yang dipaparkan menunjukkan kinerja yang menggembirakan di berbagai sektor. Pertumbuhan ini menunjukkan optimisme terhadap perekonomian Sulteng dan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan di daerah tersebut.
Pertumbuhan Positif di Sektor Perbankan
Hingga 31 Desember 2024, seluruh indikator perbankan di Sulteng menunjukan pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy). Aset perbankan tumbuh sebesar 19,14 persen, mencapai Rp79,06 triliun dari Rp66,73 triliun pada Desember 2023. Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat signifikan sebesar 12,88 persen, dari Rp32,61 triliun menjadi Rp36,81 triliun.
Kredit perbankan juga mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, yaitu sebesar 20,92 persen, dari Rp50,49 triliun menjadi Rp61,05 triliun. Yang patut diapresiasi, kualitas kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tetap terjaga pada angka 1,43 persen, menunjukkan pengelolaan risiko yang baik oleh perbankan di Sulteng.
Kinerja perbankan syariah juga turut menunjukan peningkatan yang signifikan. Nilai aset tercatat Rp3,58 triliun, tumbuh sebesar 16,23 persen. Pembiayaan syariah juga meningkat sebesar 15,13 persen menjadi Rp3,12 triliun, sementara penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 14,12 persen menjadi Rp2,18 triliun.
Kinerja Positif Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Di sektor IKNB, kinerja perusahaan pembiayaan di Sulawesi Tengah juga tumbuh positif secara year on year. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp7,05 triliun, meningkat 14,36 persen. Non-performing financing (NPF) tetap terjaga pada angka 1,82 persen.
Sektor dana pensiun juga menunjukkan tren positif dengan total aset tumbuh 5,14 persen (yoy), menjadi Rp104,61 miliar, dan total investasi meningkat 5,20 persen menjadi Rp102,52 miliar. Hal ini menunjukkan pengelolaan dana pensiun yang baik dan aman.
Pertumbuhan yang signifikan juga terlihat pada pembiayaan peer-to-peer lending. Outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp491,83 miliar, meningkat 68,22 persen. Jumlah rekening penerima aktif mencapai 153.189 rekening, dengan tingkat wanprestasi (TWP90) berada pada angka 1,38 persen.
Secara keseluruhan, data yang disampaikan OJK Sulteng menunjukkan kinerja sektor keuangan di Sulawesi Tengah yang stabil dan tumbuh positif pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menunjukan optimisme terhadap perekonomian daerah dan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan di Sulteng. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.