UMKM: Mesin Penggerak Ekonomi Sulawesi Tengah, Kredit Tembus Rp17,83 Triliun
OJK melaporkan pertumbuhan kredit UMKM di Sulawesi Tengah yang signifikan hingga Rp17,83 triliun pada Desember 2024, menjadi motor penggerak ekonomi daerah dengan NPL terjaga di bawah 3 persen.

Palu, 28 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi penggerak utama perekonomian daerah. Pertumbuhan sektor ini ditandai dengan peningkatan kredit UMKM yang signifikan, mencapai angka Rp17,83 triliun pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan kontribusi besar UMKM terhadap perekonomian Sulteng dan upaya pemerintah serta OJK dalam mendukung perkembangannya.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, menyampaikan kabar positif ini dalam keterangan pers di Palu. Ia menjelaskan bahwa peningkatan kredit UMKM sebesar 12,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya merupakan bukti nyata dari kinerja sektor ini. Pemerintah dan OJK berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui perluasan akses keuangan dan kebijakan yang berkelanjutan.
Kenaikan kredit UMKM ini terbagi dalam beberapa kategori. Kredit usaha mikro naik 5,61 persen menjadi Rp9,04 triliun, kredit usaha kecil meningkat 16,49 persen menjadi Rp6,64 triliun, dan yang paling menonjol adalah kredit usaha menengah yang melonjak signifikan sebesar 38,46 persen menjadi Rp2,16 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar UMKM di Sulteng untuk berkembang lebih pesat lagi.
Pertumbuhan Positif dan Kualitas Kredit yang Sehat
Salah satu indikator penting yang menunjukkan kesehatan sektor UMKM adalah tingkat non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah. OJK Sulteng melaporkan bahwa NPL kredit UMKM tetap terjaga di bawah 3 persen. Angka ini menunjukkan kualitas kredit yang sehat dan menandakan pengelolaan keuangan UMKM yang baik. Hal ini juga menjadi bukti kepercayaan lembaga keuangan terhadap potensi dan kelangsungan usaha UMKM di Sulteng.
OJK Sulteng menerapkan beberapa strategi untuk mendorong penguatan sektor UMKM. Strategi tersebut antara lain peningkatan literasi dan inklusi keuangan agar pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan formal. Selain itu, OJK juga memperkuat pengawasan lembaga keuangan, termasuk perbankan dan fintech, untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan perlindungan konsumen.
Tidak hanya itu, OJK Sulteng juga gencar mengembangkan sektor keuangan digital. Dukungan diberikan kepada bank digital dan platform pembiayaan fintech agar dapat menjangkau lebih banyak pelaku UMKM. Inovasi dan teknologi diharapkan dapat mempermudah akses pembiayaan dan memperluas jangkauan pasar bagi UMKM.
Strategi Penguatan UMKM Sulawesi Tengah
OJK Sulteng berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai program dan kebijakan. Beberapa strategi yang diterapkan antara lain:
- Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pelaku UMKM tentang pengelolaan keuangan yang baik dan akses terhadap pembiayaan formal.
- Penguatan Pengawasan Lembaga Keuangan: Memastikan kepatuhan lembaga keuangan terhadap regulasi dan perlindungan konsumen, sehingga pelaku UMKM terlindungi dari praktik-praktik yang merugikan.
- Pengembangan Sektor Keuangan Digital: Mendukung bank digital dan platform pembiayaan fintech untuk memperluas akses pembiayaan bagi UMKM di daerah terpencil sekalipun.
Dengan berbagai strategi tersebut, OJK Sulteng optimis sektor jasa keuangan di Sulawesi Tengah akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Pertumbuhan UMKM yang pesat akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan para pelaku UMKM. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan sektor UMKM di Sulawesi Tengah akan semakin maju dan menjadi tulang punggung perekonomian daerah.