Kinerja Sektor Keuangan Sulteng Tumbuh Positif di Awal 2025, Aset Perbankan Tembus Rp75 Triliun
OJK mencatat pertumbuhan positif sektor keuangan di Sulawesi Tengah pada awal 2025, dengan aset perbankan mencapai Rp75,67 triliun dan kredit UMKM tumbuh signifikan.

Palu, Sulawesi Tengah, 21 Maret 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menunjukkan pertumbuhan positif yang stabil di awal tahun 2025. Pertumbuhan ini ditandai dengan peningkatan aset perbankan, penyaluran kredit, dan dana pihak ketiga (DPK). Hal ini menunjukkan geliat ekonomi Sulteng yang cukup baik dan menjanjikan.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, dalam keterangan persnya di Palu pada Jumat lalu, menyatakan bahwa hingga 31 Januari 2025, industri jasa keuangan di Sulteng tetap stabil dengan kinerja positif, likuiditas memadai, dan profil risiko terjaga. Pertumbuhan ini didorong oleh edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang berkelanjutan.
Data yang dirilis OJK menunjukkan berbagai indikator sektor keuangan Sulteng mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan ini mencakup berbagai sektor, mulai dari perbankan konvensional hingga perbankan syariah, serta penyaluran kredit, khususnya kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pertumbuhan Positif di Sektor Perbankan
Data OJK menunjukkan pertumbuhan positif pada seluruh indikator perbankan di Sulteng. Aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 16,76 persen secara year-on-year (yoy), mencapai Rp75,67 triliun pada Januari 2025, meningkat dari Rp64,81 triliun pada Januari 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di daerah tersebut.
Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 16,20 persen, meningkat dari Rp32,73 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp36,93 triliun pada Januari 2025. Hal ini mengindikasikan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menitipkan dananya di perbankan.
Kredit perbankan juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 16,84 persen, dari Rp52,01 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp60,77 triliun pada Januari 2025. Yang patut diapresiasi adalah kualitas kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap terjaga di angka 1,54 persen, menunjukkan rendahnya risiko kredit macet.
Kinerja Perbankan Syariah dan UMKM
Tidak hanya perbankan konvensional, perbankan syariah di Sulteng juga menunjukkan kinerja yang positif. Aset perbankan syariah tercatat mencapai Rp3,60 triliun, tumbuh sebesar 16,13 persen. Pembiayaan syariah juga meningkat sebesar 14,23 persen menjadi Rp3,13 triliun, sementara penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 10,36 persen menjadi Rp2,13 triliun.
Komitmen perbankan dalam mendorong pertumbuhan UMKM juga terlihat dari peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM. Pada Januari 2025, penyaluran kredit UMKM mencapai Rp17,66 triliun, tumbuh 11,35 persen dengan NPL yang terjaga di angka 2,71 persen, masih di bawah ambang batas lima persen. Hal ini menunjukkan peran penting perbankan dalam mendukung perekonomian daerah melalui sektor UMKM.
Pertumbuhan positif ini menunjukkan kinerja sektor keuangan di Sulawesi Tengah yang sangat baik. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi daerah yang besar dan peran penting sektor keuangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. OJK akan terus berkomitmen untuk mengawasi dan mendukung sektor keuangan di Sulteng agar tetap stabil dan tumbuh positif.
Dengan pertumbuhan yang stabil dan positif ini, diharapkan perekonomian Sulawesi Tengah akan semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakatnya. Peningkatan akses keuangan dan literasi keuangan juga akan menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga pertumbuhan ini di masa mendatang.