Kodim Kudus Tegur Penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) usai Temuan Menu Tak Layak Konsumsi
Kodim Kudus memanggil pengelola katering setelah ditemukan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA 1 Kudus yang tidak layak konsumsi, pihak terkait dievaluasi untuk mencegah kejadian serupa.

Kodim 0722/Kudus, Jawa Tengah, langsung mengambil tindakan tegas setelah ditemukannya menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak layak konsumsi di SMA Negeri 1 Kudus. Kasus ini terungkap pada 22 April 2025 dan melibatkan pihak penyedia katering, SPPG BGN Mitra Jepangpakis. Tindakan cepat Kodim Kudus ini bertujuan untuk memastikan program MBG tetap berjalan dengan baik dan memenuhi standar kesehatan serta kualitas yang diharapkan.
Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0722/Kudus, Mayor Inf Muhlisin, menyatakan bahwa pihak Kodim telah memanggil kepala dapur SPPG BGN Mitra Jepangpakis dan SPPG Dapur BGN Mitra Mandiri Yayasan Ponpes Al Chalimi untuk dimintai keterangan dan pertanggungjawaban. Pemanggilan ini dilakukan untuk menyelidiki penyebab menu MBG yang tidak layak konsumsi tersebut dan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Pihak Kodim Kudus berkomitmen untuk memastikan program MBG berjalan lancar dan menjamin kualitas makanan yang diterima siswa.
Mayor Inf Muhlisin menekankan evaluasi menyeluruh akan dilakukan oleh Komandan Kodim (Dandim) 0722/Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi. Evaluasi ini tidak hanya berfokus pada aspek operasional, namun juga mencakup sumber daya manusia dan pendanaan program MBG. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semua aspek program terkelola dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Tanggung Jawab dan Evaluasi Pihak Penyedia Katering
Mayor Inf Muhlisin menjelaskan bahwa SPPG BGN Mitra Jepangpakis, yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan di SMA Negeri 1 Kudus, memiliki jumlah personel yang cukup banyak, yaitu 50 orang, termasuk kepala dapur, ahli gizi, dan akuntan. Dengan jumlah personel yang memadai, seharusnya tidak ada kendala dalam proses pengolahan dan penyajian makanan. Kejadian ini dinilai sebagai bentuk keteledoran dari pihak kepala dapur.
Ia menambahkan bahwa sebelum bertugas, kepala dapur SPPG BGN Mitra Jepangpakis telah mengikuti pelatihan selama satu bulan di SPPG Ponpes Nashrul Ummah Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa pihak penyedia katering telah mendapatkan pelatihan yang cukup, sehingga kesalahan yang terjadi murni karena kurangnya ketelitian dalam proses pengolahan dan penyajian makanan. Sebagai tindak lanjut, kepala dapur tersebut diminta untuk kembali belajar di SPPG Nasrul Ummah yang dinilai memiliki kinerja baik.
Komitmen Badan Gizi Nasional (BGN) dalam hal teknis penyediaan, pengolahan, dan penyajian makanan juga telah ditekankan. Standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku mengharuskan makanan sampai di sekolah tujuan tidak lebih dari 3 jam setelah diolah. Jarak antar sekolah juga telah dipetakan untuk memastikan pengiriman makanan tepat waktu.
Kodim Kudus juga telah menginstruksikan Danramil dan Babinsa setempat untuk melakukan pengawasan ketat di SPPG BGN Mitra Jepangpakis, meskipun pengawasan sebelumnya telah dilakukan hingga ke sekolah sasaran. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan kualitas makanan yang disajikan.
Pengakuan Pihak Sekolah dan Kesaksian Siswa
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Kudus, Sulistyani, membenarkan adanya puluhan paket MBG yang tidak layak konsumsi di sekolahnya. Siswa menolak untuk mengonsumsi makanan tersebut karena beberapa masalah, seperti nasi yang belum matang sempurna, tumis kacang yang terdapat ulat, ayam dan buah yang berbau tidak sedap.
Program MBG di SMA Negeri 1 Kudus telah berjalan sejak 14 April 2025, menyasar siswa kelas X dan XI, berjumlah 823 orang. Salah satu siswa kelas XI, Musyaffa, mengaku pernah menerima menu dengan bau tidak sedap, terutama pada ayam. Ia juga mengeluhkan sayur yang kurang matang dan tempe yang terasa asam. Namun, ia juga menambahkan bahwa untuk hari itu (22 April 2025), tidak ada masalah dengan makanan yang disajikan.
Terkait temuan ulat pada tumis kacang, Musyaffa menyatakan bahwa temuan tersebut dilaporkan oleh adik kelasnya. Kejadian ini menjadi bukti nyata adanya permasalahan kualitas makanan dalam program MBG yang perlu ditangani secara serius.
Dari kejadian ini, terlihat pentingnya pengawasan dan evaluasi yang ketat terhadap penyedia layanan katering dalam program MBG. Kodim Kudus telah menunjukkan komitmennya dalam memastikan program tersebut berjalan dengan baik dan memberikan makanan yang layak konsumsi bagi siswa.