Sampel Menu MBG di Empat Lawang Diperiksa Dinkes Sumsel: 8 Siswa Sakit Setelah Konsumsi
Dinas Kesehatan Sumsel mengambil sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Empat Lawang setelah delapan siswa sakit diduga akibat mengonsumsi menu tersebut.

Delapan siswa di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 18 Februari 2024. Kejadian ini bermula ketika delapan siswa, Efri (8), Moza (10), Nuri (8), Nikita (8), Monalica (9), Reva (9), Aril (9), dan Rafli (9), merasakan sakit setelah menyantap makanan MBG yang dibagikan di sekolah masing-masing. Akibatnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan langsung turun tangan untuk menyelidiki penyebabnya.
Kabar mengenai sakitnya para siswa ini sampai ke Dinkes Sumsel. Menindaklanjuti laporan tersebut, Dinkes Sumsel langsung mengirimkan tim ke lokasi kejadian di Kabupaten Empat Lawang. Tim Dinkes mengambil sampel makanan yang telah dibagikan kepada siswa dan juga melakukan pengecekan langsung ke katering "Dua Sepakat", penyedia layanan MBG, untuk mengambil sampel makanan yang tersisa.
Kepala Dinkes Sumsel, Trisnamarwan, membenarkan kejadian tersebut dalam keterangannya di Palembang, Kamis, 20 Februari 2024. Ia menjelaskan bahwa seluruh siswa yang sakit telah mendapatkan perawatan medis dan kondisinya kini sudah membaik sehingga telah diperbolehkan pulang. Sampel makanan yang telah dikumpulkan kemudian dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Palembang untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan masih dinantikan.
Penyelidikan Dinkes Sumsel Terkait Menu MBG
Dinkes Sumsel bergerak cepat dengan mengambil sampel makanan dari berbagai sekolah yang menerima program MBG. Sebanyak 3.100 paket makanan telah dibagikan pada hari kejadian, tersebar di beberapa sekolah, yaitu TK Aulia 2 Tebing Tinggi (15 orang), SDN 5 Tebing Tinggi (396 orang), SDN 7 Tebing Tinggi (254 orang), dan SDN 8 Tebing Tinggi (712 orang).
Selain itu, sampel juga diambil dari SMPN 1 Tebing Tinggi (840 orang), MAN 1 Tebing Tinggi (168 orang), dan SMAN 1 Tebing Tinggi (714 orang). Jumlah tersebut meliputi siswa dan guru di masing-masing sekolah. Proses pengambilan sampel dilakukan secara teliti untuk memastikan keakuratan hasil pemeriksaan di BTKL Palembang.
Proses penyelidikan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab pasti yang membuat para siswa sakit setelah mengonsumsi makanan MBG. Dinkes Sumsel berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan dalam program MBG agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Hasil pemeriksaan dari BTKL Palembang sangat dinantikan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Katering Dua Sepakat dan Program MBG
Katering Dua Sepakat, penyedia layanan makanan program MBG, menjadi fokus utama dalam penyelidikan ini. Dinkes Sumsel telah mengambil sampel makanan dari katering tersebut untuk memastikan tidak adanya kontaminasi atau masalah kualitas bahan makanan yang digunakan. Proses pemeriksaan sampel makanan di laboratorium akan menentukan apakah ada kandungan berbahaya dalam makanan yang menyebabkan siswa mengalami sakit.
Program MBG sendiri bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Kejadian ini tentu menjadi sorotan dan evaluasi terhadap program tersebut. Dinkes Sumsel akan melakukan pengawasan dan evaluasi yang lebih ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan dalam program MBG ke depannya.
Pihak katering Dua Sepakat juga akan dimintai keterangan lebih lanjut terkait proses pengolahan dan penyimpanan makanan yang mereka sediakan. Transparansi dan kerja sama dari semua pihak sangat penting untuk mengungkap penyebab pasti kejadian ini dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil investigasi akan diumumkan kepada publik setelah pemeriksaan di BTKL Palembang selesai.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait untuk senantiasa memperhatikan kualitas dan keamanan makanan yang diberikan kepada anak-anak. Kesehatan anak-anak merupakan prioritas utama, dan perlu adanya pengawasan yang ketat untuk memastikan terpenuhinya standar keamanan dan kualitas makanan dalam setiap program yang menyangkut kesehatan mereka.