KSAU Tinjau Drone Elang Hitam Buatan PT DI: Siap Jaga Kedaulatan Udara Indonesia?
Kepala Staf TNI AU meninjau pengembangan drone MALE Elang Hitam di PT DI, menandai kemajuan signifikan dalam teknologi pertahanan udara Indonesia dan komitmen untuk menjaga kedaulatan negara.

Jakarta, 11 Maret 2024 - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, melakukan peninjauan langsung terhadap demonstrasi dan pengembangan pesawat tanpa awak (UAV) MALE (Medium Altitude Long Endurance) Elang Hitam di PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Bandung, Jawa Barat. Kunjungan ini dilakukan untuk menilai langsung kualitas drone canggih buatan dalam negeri tersebut yang diharapkan dapat memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Peninjauan tersebut bukan hanya sekadar kunjungan biasa. Marsekal Tonny, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT DI, menyatakan komitmen penuhnya terhadap kesuksesan program Elang Hitam. "Saya di sini bicara sebagai Komut PT DI, juga sebagai KASAU, saya akan support dan komitmen untuk mensukseskan program Elang Hitam ini," tegasnya dalam siaran pers resmi PT DI. Hal ini menunjukkan dukungan kuat dari pimpinan TNI AU terhadap pengembangan teknologi pertahanan dalam negeri.
Langkah ini menandai babak baru dalam pengembangan teknologi pertahanan Indonesia. Keberhasilan pengembangan Elang Hitam akan meningkatkan kemampuan TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia, sekaligus mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri. Uji coba terbang yang direncanakan di Bandara Kertajati, Jawa Barat, dalam waktu dekat, akan menjadi penentu penting dalam proses ini.
Pengembangan Elang Hitam: Sebuah Perjalanan Panjang
Direktur Utama PT DI, Gita Amperiawan, sebelumnya telah mengumumkan rencana uji coba kemampuan Elang Hitam. "Mungkin dalam 1 bulan ke depan kami akan demo flight MALE itu untuk bisa terbang 24 jam, kemudian payload-nya sekitar 300 kilogram," ungkap Gita. Drone ini merupakan hasil kolaborasi PT DI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menandakan sinergi yang kuat antara industri dan lembaga riset dalam negeri.
Proses pengembangan Elang Hitam telah berlangsung panjang dan penuh tantangan. Dirintis sejak 2015, konsorsium yang melibatkan Kementerian Pertahanan RI, BRIN (dulu BPPT), TNI AU, ITB, PT DI, dan PT Len Industri (kemudian ditambah LAPAN pada 2019) telah bekerja keras untuk mewujudkan drone MALE ini. Meskipun sempat mengalami kendala dan pengalihan fokus ke pengembangan sipil pada tahun 2020, pengembangan untuk kebutuhan militer kembali dilanjutkan berdasarkan hasil Rapat Pleno KKIP pada Oktober 2024, dengan PT DI sebagai pemimpin integrator.
Tantangan teknologi kunci sempat menjadi kendala, termasuk hasil uji terbang yang gagal pada tahun 2021. Namun, kegigihan dan komitmen semua pihak akhirnya membuahkan hasil, membawa program Elang Hitam kembali ke jalur pengembangan untuk kebutuhan pertahanan negara. Keberhasilan ini juga diharapkan dapat membuka peluang transfer teknologi dengan Turki terkait pengembangan drone MALE Bayraktar yang juga direncanakan untuk dimiliki TNI AU.
Harapan untuk Masa Depan
Selain Elang Hitam, drone UAV Wulung juga akan menjalani uji coba terbang di Batu Jajar, Padalarang, Bandung. Kehadiran kedua drone buatan dalam negeri ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia. Keberhasilan ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kemandirian dan kekuatan bangsa Indonesia dalam mengembangkan teknologi pertahanan sendiri.
Pengembangan Elang Hitam juga diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan teknologi drone MALE yang lebih canggih di masa mendatang. Transfer teknologi dari mitra internasional, seperti yang diharapkan dari kerjasama dengan Turki, akan mempercepat proses tersebut. Dengan demikian, TNI AU akan memiliki kemampuan yang lebih optimal dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah udara Indonesia.
Keberhasilan program Elang Hitam ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam membangun kemandirian teknologi pertahanan. Dukungan penuh dari KSAU dan kolaborasi antar lembaga terkait menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga Elang Hitam dapat segera beroperasi dan memperkuat pertahanan udara Indonesia.