Libur Lebaran 2025: KRL Bogor-Jakarta Kota Ramai Keluarga, Museum Wayang Jadi Tujuan Favorit
KRL relasi Bogor-Jakarta Kota dipadati keluarga yang menghabiskan libur Lebaran 2025 dengan mengunjungi tempat wisata seperti Museum Wayang di Kota Tua.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pada libur Lebaran 1 April 2025, pengguna KRL relasi Bogor-Jakarta Kota didominasi oleh keluarga. Mereka, mulai dari anak-anak hingga dewasa, memadati kereta, baik di gerbong khusus perempuan maupun gerbong campuran. Fenomena ini terlihat jelas pada KRL yang berangkat dari Stasiun Bogor pukul 08.53 WIB dan tiba di Stasiun Jakarta Kota sekitar pukul 09.58 WIB. Banyaknya keluarga yang memanfaatkan KRL untuk liburan ini disebabkan oleh waktu libur Lebaran dan adanya berbagai destinasi wisata di Jakarta, seperti Museum Wayang di Kota Tua yang menjadi daya tarik tersendiri. Mereka menggunakan moda transportasi KRL sebagai pilihan utama untuk menuju tempat wisata tersebut.
Petugas keamanan di Stasiun Jakarta Kota, Rahmat, membenarkan hal tersebut. Ia mengamati banyaknya keluarga yang turun di stasiun tersebut, sebagian besar menuju Kota Tua. Rahmat juga memprediksi kepadatan penumpang akan terus berlanjut hingga siang hari, dan kembali ramai pada sore hari saat mereka pulang. "Mereka liburan semua itu, kebanyakan ke Kota Tua," ujar Rahmat. KRL menjadi pilihan transportasi yang efisien dan efektif bagi keluarga untuk berwisata di Jakarta.
Kehadiran teknologi imersif di Museum Wayang juga menjadi salah satu faktor yang menarik minat pengunjung. Hal ini terbukti dari cerita Robi dan Rachman, dua bersaudara asal Bogor yang menghabiskan waktu libur Lebaran mereka dengan mengunjungi museum tersebut. Mereka tertarik untuk merasakan pengalaman baru di museum yang telah terintegrasi dengan teknologi modern. Ketersediaan berbagai pilihan wisata di Jakarta, dikombinasikan dengan kemudahan akses transportasi umum seperti KRL, membuat liburan Lebaran tahun ini menjadi lebih berkesan bagi banyak keluarga.
Museum Wayang dan Daya Tarik Kota Tua
Robi (25) dan Rachman (22), dua bersaudara asal Bogor, menjadi contoh nyata dari banyaknya keluarga yang memilih Museum Wayang sebagai destinasi wisata. Mereka memanfaatkan waktu libur Lebaran untuk mengunjungi museum tersebut dan merasakan pengalaman baru dengan teknologi imersif yang diterapkan. "Libur, kepikiran Museum Wayang," ujar Robi, menjelaskan alasan kunjungannya. Museum Wayang, dengan sentuhan teknologi modern, menjadi pilihan yang menarik bagi generasi muda.
Selain Museum Wayang, Robi dan Rachman juga merencanakan kunjungan ke Pantai Indah Kapuk (PIK) menggunakan Transjakarta. Mereka memanfaatkan waktu libur Lebaran untuk menjelajahi wisata kuliner di PIK. "Mau jelajah wisata kuliner di sana," kata Rachman. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Tua dan sekitarnya menawarkan berbagai pilihan wisata yang menarik bagi berbagai kalangan, tidak hanya Museum Wayang saja.
Pembukaan kembali Museum Wayang setelah libur panjang juga menjadi faktor pendukung. Berdasarkan informasi dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, seluruh museum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, termasuk Museum Wayang, kembali beroperasi pada 1 April 2025 setelah ditutup pada 31 Maret 2025. Jadwal operasional ini mengikuti Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 63 Tahun 2018 tentang Optimalisasi dan Penanganan Pengunjung di Tempat-Tempat Wisata pada Hari-Hari Tertentu. Kebijakan ini memastikan kelancaran dan kenyamanan kunjungan wisatawan selama libur Lebaran.
Ketersediaan transportasi umum yang mudah diakses, seperti KRL dan Transjakarta, semakin mempermudah aksesibilitas ke berbagai destinasi wisata di Jakarta. Hal ini turut berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah pengunjung selama libur Lebaran 2025.
Kesimpulan
Ramai pengunjung keluarga di KRL Bogor-Jakarta Kota pada libur Lebaran 2025 menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berwisata di Jakarta. Museum Wayang dan destinasi wisata lainnya di Kota Tua menjadi pilihan populer, yang didukung oleh kemudahan akses transportasi umum dan pembukaan kembali tempat wisata setelah libur panjang. Hal ini menandakan pentingnya integrasi antara transportasi umum yang efisien dengan destinasi wisata yang menarik untuk mendukung sektor pariwisata di Jakarta.