Libur Sekolah Awal Puasa di Bali: Menghargai Keragaman di Tengah Tradisi
Seluruh siswa di Bali akan libur sekolah awal puasa meskipun mayoritas non-Muslim, sebagai bentuk penghormatan antaragama dan kesempatan pembelajaran daring.
![Libur Sekolah Awal Puasa di Bali: Menghargai Keragaman di Tengah Tradisi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000024.519-libur-sekolah-awal-puasa-di-bali-menghargai-keragaman-di-tengah-tradisi-1.jpg)
Denpasar, 10 Februari 2025 - Sebuah keputusan yang menarik perhatian datang dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bali. Seluruh siswa di Bali akan menikmati libur sekolah selama bulan puasa, mengikuti edaran pemerintah pusat. Keputusan ini cukup unik mengingat mayoritas siswa di Bali beragama non-Muslim. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menghargai keberagaman dan toleransi antarumat beragama.
Libur Sekolah Nasional, Dampaknya di Bali
Sekretaris Disdikpora Bali, Gede Sutarjana, menjelaskan bahwa edaran libur sekolah ini berlaku secara nasional. "Edaran ini berlaku secara nasional di seluruh Indonesia, walaupun mayoritas non Muslim tentu kita saling menghormati agama lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Denpasar. Hal ini menekankan pentingnya kebijakan inklusif yang mempertimbangkan semua kalangan.
Mengacu pada surat edaran bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Nomor 2 Tahun 2025, Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2025, dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 400.1/320/SJ, siswa di Bali akan libur dari tanggal 27 Februari hingga 5 Maret 2025. Namun, libur ini bukan berarti waktu sepenuhnya bebas. Proses belajar mengajar tetap berlanjut, hanya beralih ke metode daring.
Pembelajaran Daring dan Kegiatan Bermanfaat
Selama periode libur awal puasa, dari tanggal 27 dan 28 Februari, serta 3, 4, dan 5 Maret, siswa akan melaksanakan pembelajaran daring dan mengerjakan tugas dari sekolah. Hal ini memastikan kontinuitas pembelajaran meskipun tanpa kegiatan tatap muka di sekolah. Setelah itu, pembelajaran tatap muka akan kembali dimulai pada tanggal 6 Maret hingga 25 Maret 2025.
Libur panjang selanjutnya akan dimulai pada tanggal 26 Maret hingga 8 April 2025, bertepatan dengan momentum Idul Fitri 1446 Hijriah. Proses belajar mengajar di sekolah akan kembali dimulai pada 9 April 2025. Disdikpora Bali menghimbau agar waktu libur dimanfaatkan dengan kegiatan positif dan bermanfaat.
Menumbuhkan Iman dan Takwa, Menghargai Keragaman
Dalam edarannya kepada institusi pendidikan, Disdikpora Bali mendorong siswa untuk mengisi waktu libur dengan kegiatan yang meningkatkan iman dan takwa, akhlak mulia, kepemimpinan, dan kegiatan sosial. Bagi siswa Muslim, anjuran meliputi tadarus Al-Quran, pesantren kilat, dan kajian keislaman. Sementara siswa non-Muslim dianjurkan mengikuti kegiatan bimbingan rohani dan kegiatan keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Sutarjana menambahkan bahwa institusi pendidikan di Bali telah rutin menumbuhkan keimanan siswa melalui berbagai kegiatan di sekolah. Namun, Disdikpora tetap meminta kepala sekolah untuk menyusun perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadhan. Kepala sekolah tetap bertugas di sekolah, sementara tenaga pendidik dapat menjalankan tugas dari rumah.
Integrasi Nilai-nilai Keagamaan dalam Kurikulum
"Kegiatan ibadah bagian dari pembangunan karakter siswa, kami sudah melakukan setiap hari di sekolah dengan pembiasaan sembahyang di sekolah, kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dan kegiatan yang lainnya, ada pasraman itu juga sudah kami agendakan setiap libur semester atau libur jeda sekolah,” jelas Sutarjana. Hal ini menunjukkan upaya integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan karakter siswa.
Kesimpulannya, keputusan libur sekolah awal puasa di Bali menunjukkan komitmen terhadap toleransi dan penghormatan antaragama. Meskipun mayoritas siswa non-Muslim, kebijakan ini memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk menikmati libur dan tetap melanjutkan pembelajaran melalui metode daring. Langkah ini juga memperkuat upaya integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan karakter siswa di Bali.