Lima Rute Penerbangan Baru Menuju NTB Dibuka Tahun 2025, Dorong Pariwisata!
Gubernur NTB mengumumkan lima rute penerbangan baru yang akan beroperasi pada 2025, menghubungkan Lombok dengan Australia, Thailand, China, Jakarta, dan Bali, mendukung peningkatan kunjungan wisatawan.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, baru-baru ini mengumumkan kabar gembira bagi sektor pariwisata daerahnya. Ia menyatakan bahwa pada tahun 2025, NTB akan kedatangan lima rute penerbangan baru. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Gubernur Iqbal di Mataram pada Jumat pekan lalu, setelah melakukan serangkaian komunikasi intensif dengan beberapa maskapai penerbangan besar.
Kelima rute penerbangan baru ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas menuju NTB, khususnya Pulau Lombok yang menjadi destinasi wisata utama. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan sektor pariwisata NTB akan semakin berkembang pesat.
Pembukaan rute-rute baru ini merupakan hasil dari kerja sama yang baik antara pemerintah daerah NTB dengan beberapa maskapai penerbangan ternama, seperti Pelita Air, AirAsia, dan Lion Group. Ketiga maskapai tersebut menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan konektivitas udara di NTB, melihat potensi besar yang dimiliki daerah ini di sektor pariwisata.
Rute-Rute Penerbangan Baru Menuju Lombok
Gubernur Iqbal secara spesifik menyebutkan lima rute penerbangan baru yang akan dibuka. Rute-rute tersebut akan menghubungkan Lombok dengan beberapa destinasi internasional dan domestik. Berikut rinciannya:
- Australia - Lombok
- Thailand - Lombok
- China - Lombok
- Jakarta - Lombok
- Bali - Lombok
Pembukaan rute penerbangan Jakarta-Lombok, khususnya penerbangan malam hari, menjadi salah satu yang paling dinantikan. Selama ini, penerbangan dari Jakarta ke Lombok hanya tersedia hingga sore hari. Penerbangan malam hari ini diproyeksikan akan mengakomodasi wisatawan asing dan domestik yang tiba di Jakarta pada sore hari.
Sementara itu, rute Bali-Lombok akan mengalami peningkatan kapasitas. Jika sebelumnya hanya dilayani oleh pesawat ATR dengan kapasitas terbatas, maka ke depannya akan menggunakan pesawat berbadan lebar. Hal ini tentu akan meningkatkan jumlah penumpang yang dapat diangkut dalam sekali penerbangan.
"Khusus penerbangan malam hari dari Jakarta. Selama ini rute dari Jakarta hanya sampai sore saja," ujar Gubernur Iqbal. "Ditargetkan (penerbangan malam) untuk tamu asing dan lokal yang menggunakan pesawat sore dari Jakarta," sambungnya.
Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan ke NTB
Gubernur Iqbal menegaskan bahwa peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah. Pembukaan rute penerbangan baru ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Selain melalui jalur udara, pemerintah juga tengah berupaya meningkatkan konektivitas melalui jalur darat dan laut.
Pembukaan rute-rute baru ini diharapkan mampu mengatasi kendala yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat, yaitu terbatasnya pilihan penerbangan. Dengan semakin banyaknya pilihan penerbangan, diharapkan akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke NTB dan menikmati keindahan alam serta budaya yang dimiliki daerah ini. "Ikhtiar terus kita lakukan untuk meningkatkan kuantitas kunjungan ke daerah. Selain udara, kita juga sedang upayakan rute darat dan laut," kata Gubernur Iqbal.
ATR adalah pesawat penumpang regional yang dapat mengangkut penumpang terbatas, misalnya ATR 42 memiliki kapasitas 40–50 penumpang atau ATR 72 dapat menampung hingga 78 penumpang. Dengan beralih ke pesawat berbadan lebar, kapasitas penumpang akan meningkat secara signifikan, sehingga dapat memenuhi permintaan yang semakin tinggi.
Secara keseluruhan, rencana pembukaan lima rute penerbangan baru ini menandai langkah signifikan dalam upaya meningkatkan sektor pariwisata NTB. Dengan konektivitas yang lebih baik, NTB diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.