Lomba Tembak Tikus Selamatkan 150 Hektare Padi di Sleman
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman menggelar lomba menembak tikus untuk menyelamatkan 150 hektare tanaman padi dari serangan hama tikus yang dapat menurunkan produksi hingga 50 persen.

Sleman, 16 Februari 2024 – Serangan hama tikus mengancam 150 hektare lahan padi di Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. Sebagai solusinya, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menggelar lomba menembak tikus, sebuah inisiatif unik yang terbukti efektif.
Menembak Tikus: Solusi Efektif Selamatkan Panen
Lomba ini, yang telah memasuki penyelenggaraan ketiga kalinya, dianggap sebagai solusi tepat untuk mengatasi masalah hama tikus yang signifikan. Menurut Pelaksana Tugas Kepala DP3 Sleman, Suparmono, waktu pelaksanaan lomba yang tepat sasaran adalah pada fase vegetatif padi, sekitar usia 1-1,5 bulan. Pada fase generatif, membidik tikus akan jauh lebih sulit.
Bahaya serangan hama tikus terhadap tanaman padi sangat nyata. Suparmono menjelaskan, "Serangan hama tikus dapat menurunkan produksi hingga 30-50 persen. Normalnya satu hektare lahan menghasilkan sekitar 6 ton, jika terserang tikus bisa turun menjadi 3-4 ton saja." Keberhasilan lomba sebelumnya terbukti efektif, dengan 70-80 persen area panen berhasil diselamatkan.
Sebagai bentuk apresiasi, DP3 Sleman memberikan hadiah Rp3.000 per ekor tikus yang berhasil ditembak. Hal ini diharapkan dapat memotivasi peserta dan mendorong pengendalian hama tikus secara lebih efektif di wilayah Sleman.
Partisipasi Warga dan Dukungan Pemerintah
Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto, mengatakan lomba ini mendapat sambutan positif dari warga. "Dua kali hasilnya bagus sekali, petani bisa panen. Kami adakan lagi karena sudah mulai masa tanam dan petani kita sudah mengeluh," ujarnya. Lomba ini juga merupakan bentuk kolaborasi antara warga dan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.
Lomba melibatkan 102 penembak yang berhasil menangkap 954 ekor tikus. Para pemenang mendapatkan hadiah berupa perlengkapan rumah tangga dan uang pembinaan. Area lomba meliputi lima padukuhan di Sendangmulyo, mencakup lahan sawah seluas 150 hektare.
Apresiasi Nasional dan Inovasi Pengolahan Tikus
Direktur Perbenihan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gunawan, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya memperhatikan aspek keamanan peserta lomba. Gunawan juga menjelaskan pentingnya konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam menghadapi organisme pengganggu tanaman (OPT).
Lebih lanjut, Gunawan menyampaikan, "Tadi Kepala BSIP DIY menawarkan setelah tikus yang terkumpul akan langsung dijadikan pupuk organik yang nantinya akan digunakan juga oleh petani. Tikus yang kita kumpulkan tidak sia-sia tetapi bisa bermanfaat untuk petani." Inovasi ini menunjukkan komitmen untuk memanfaatkan hasil lomba secara maksimal dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Lomba menembak tikus di Sleman menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan inovasi teknologi dalam mengatasi masalah pertanian. Keberhasilan program ini tidak hanya menyelamatkan panen, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan menunjukkan potensi pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan.