Lulusan PPG Diminta Mengabdi di Daerah 3T
Kementerian Dikdasmen mengajak lulusan PPG, khususnya dari UNS, untuk mengabdi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) guna memenuhi kekurangan guru di sana, menawarkan insentif menarik sebagai imbalannya.
![Lulusan PPG Diminta Mengabdi di Daerah 3T](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/150039.535-lulusan-ppg-diminta-mengabdi-di-daerah-3t-1.jpg)
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) mengajak para lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk mengabdi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Ajakan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Dikdasmen, Nunuk Suryani, saat pelepasan lulusan PPG di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu, 1 Januari 2024. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan guru di wilayah-wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Nunuk Suryani menekankan perlunya lulusan PPG, termasuk dari UNS, untuk mengisi kekosongan formasi guru di daerah 3T. Menurutnya, formasi di daerah-daerah tersebut masih terus kosong hingga saat ini. Beliau mendorong para lulusan muda untuk memanfaatkan kesempatan ini dan berkontribusi membangun Indonesia dari berbagai wilayah.
Sebagai insentif, pemerintah menawarkan berbagai keuntungan bagi calon guru yang bersedia ditempatkan di daerah 3T. Keuntungan tersebut meliputi kenaikan pangkat lebih cepat, kenaikan pangkat istimewa, gaji dan tunjangan daerah khusus, serta kemungkinan bantuan perumahan. Program ini terinspirasi dari program Indonesia Mengajar, di mana guru dapat kembali ke kota setelah dua tahun mengabdi di daerah tersebut.
Nunuk Suryani menambahkan bahwa pengalaman mengajar di daerah 3T akan sangat berharga bagi para guru muda. Mereka akan dipaksa untuk berinovasi dan mencari terobosan agar proses pembelajaran tetap menarik dan efektif. Pengalaman ini akan membentuk kompetensi yang luar biasa pada para guru.
Kekurangan guru di daerah 3T telah menjadi masalah yang berkelanjutan. Sejak tahun 2021, seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk formasi di daerah-daerah tersebut selalu kekurangan pendaftar. Meskipun sudah ada hampir 960.000 P3K yang dilantik, formasi di daerah 3T masih terus kosong karena sistem seleksi P3K yang berbeda dengan CPNS, sehingga tidak memungkinkan lintas daerah.
Salah satu penyebab kekurangan guru di daerah 3T adalah minimnya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di sana. LPTK yang ada umumnya hanya menawarkan program studi umum, sementara program studi yang dibutuhkan di daerah 3T, seperti jurusan SMK atau guru luar biasa, justru jarang tersedia. Hal inilah yang menyebabkan pasokan guru berkualitas di daerah 3T sangat terbatas.
Program PPG diharapkan bisa menjadi solusi untuk masalah ini. PPG memungkinkan penempatan guru di daerah-daerah yang kekurangan tenaga pengajar, termasuk daerah 3T. Rektor UNS, Hartono, menyampaikan bahwa PPG gelombang 2 tahun 2023 dan gelombang 1 tahun 2024 di UNS menunjukkan angka kelulusan yang tinggi, yaitu 100% dan 96% , yang merupakan suatu prestasi yang membanggakan.