Magetan Masifkan Gerakan Pangan Murah Jelang Ramadhan dan Lebaran
Pemkab Magetan menggelar gerakan pangan murah (GPM) secara besar-besaran untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur, menggelar gerakan pangan murah (GPM) secara masif untuk menstabilkan pasokan dan harga bahan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H. Gerakan ini merupakan bentuk antisipasi terhadap potensi kenaikan harga yang kerap terjadi pada momen-momen penting tersebut. Kegiatan yang melibatkan Badan Pangan Nasional, Bulog, pabrik gula, dan distributor pangan ini bertujuan untuk memastikan aksesibilitas pangan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Magetan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Ketahanan Pangan (DLHKP) Magetan, Awang Arifaini Rudin, menjelaskan bahwa GPM merupakan arahan dari Bappenas. "GPM ini merupakan bentuk stabilisasi harga pangan pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, sebagaimana arahan Bappenas bahwa setiap daerah kabupaten/kota dan provinsi harus menyelenggarakan program gerakan pangan murah," ujar Awang saat ditemui di sela-sela kegiatan GPM di Alun-Alun Magetan.
Program ini memberikan dampak positif bagi daya beli masyarakat. Dengan harga jual di bawah harga eceran tertinggi (HET) atau harga pasaran, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan lebih terjangkau. Hal ini sangat membantu, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang rentan terdampak kenaikan harga.
Komoditas yang Tersedia dan Mekanisme Penjualan
Berbagai komoditas penting tersedia dalam GPM, antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Komoditas-komoditas tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan pokok masyarakat dan potensi kenaikan harga selama Ramadhan dan Idul Fitri. Pemkab Magetan berkomitmen untuk menyediakan stok yang cukup agar program ini berjalan lancar dan efektif.
Mekanisme penjualan GPM dirancang untuk memudahkan akses masyarakat. Kegiatan ini digelar setiap hari mulai pukul 15.00 WIB hingga stok habis selama bulan Ramadhan, tepatnya dari tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2025. "Silakan bagi masyarakat ingin memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan bahan pangan murah dibandingkan harga pasaran," ajak Awang, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program ini.
Pemkab Magetan juga memastikan kualitas komoditas yang dijual. Kerja sama dengan Bulog dan distributor terpercaya menjamin kualitas dan keamanan pangan yang didistribusikan kepada masyarakat. Hal ini penting untuk mencegah potensi kerugian bagi masyarakat akibat konsumsi bahan pangan yang tidak layak.
Dampak Positif Gerakan Pangan Murah
Gerakan Pangan Murah diharapkan mampu meringankan beban masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi di Kabupaten Magetan. Dengan harga bahan pokok yang terkendali, daya beli masyarakat dapat meningkat dan roda perekonomian tetap berjalan lancar. Program ini juga berkontribusi pada ketahanan pangan daerah, memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, GPM juga dapat menekan potensi inflasi yang sering terjadi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau, program ini membantu mengurangi tekanan inflasi dan menjaga stabilitas harga secara keseluruhan. Hal ini merupakan langkah proaktif Pemkab Magetan dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan GPM di Magetan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa. Strategi kolaborasi antara pemerintah daerah, Badan Pangan Nasional, Bulog, dan distributor pangan terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok. Semoga program ini dapat terus berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Dengan adanya Gerakan Pangan Murah ini, Pemerintah Kabupaten Magetan berharap dapat membantu masyarakat menghadapi potensi kenaikan harga dan menjaga ketahanan pangan di wilayahnya. Program ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari dampak negatif fluktuasi harga bahan pokok.