Pemkot Madiun Gelar Gerakan Pangan Murah Jelang Idul Adha, Bantu Warga Atasi Lonjakan Harga
Pemerintah Kota Madiun berkolaborasi dengan Bulog dan PPI menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk membantu warga menghadapi kenaikan harga bahan pokok menjelang Idul Adha 2025.

Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menstabilkan harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/2025. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan dan potensi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
Inisiatif ini merupakan respons langsung terhadap kebutuhan masyarakat Kota Madiun. Dengan adanya GPM, Pemkot Madiun berupaya meringankan beban warga yang harus menghadapi kenaikan harga menjelang hari raya besar. Keterlibatan Bulog dan PPI memastikan ketersediaan dan distribusi bahan pokok yang terjangkau.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Sumini, menjelaskan bahwa GPM merupakan program rutin bulanan yang intensitasnya ditingkatkan pada momen-momen penting seperti Idul Adha. "GPM rutin kita laksanakan tiap bulan, yang kali ini ditingkatkan intensitasnya karena momen Hari Raya Idul Adha. GPM ini menggandeng pihak Bulog setempat dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)," jelas Sumini.
Gerakan Pangan Murah: Solusi Harga Terjangkau
Melalui GPM, masyarakat Kota Madiun dapat memperoleh berbagai kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Beberapa komoditas yang tersedia antara lain beras, gula pasir, Minyakita, telur ayam ras, dan bawang merah. Bawang merah, yang harganya sedang mengalami kenaikan di pasaran, menjadi salah satu fokus utama dalam program ini.
Harga bawang merah di pasaran saat ini mencapai kisaran Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram. Namun, dalam program GPM, warga dapat membelinya dengan harga yang jauh lebih terjangkau, yaitu Rp32.000 per kilogram. Pembelian dibatasi maksimal setengah kilogram per orang untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan pemerataan distribusi.
Sumini menambahkan bahwa pembatasan pembelian ini merupakan upaya untuk memastikan ketersediaan bahan pokok bagi seluruh warga. "Kita jual per setengah kilogram, dan kita batasi pembelian maksimal setengah kilogram per orang untuk mencegah penyelewengan," tambahnya.
Tujuan dan Pelaksanaan GPM
Tujuan utama GPM adalah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, khususnya menjelang Hari Raya Idul Adha. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, meskipun harga di pasaran cenderung meningkat.
"Kenaikan harga memang ada, tapi masih tergolong normal. Dengan GPM ini, harapannya bisa membantu masyarakat mendapat bahan pokok dengan harga lebih terjangkau," ungkap Sumini. GPM dilaksanakan pada 15-16 Mei 2025 di Lapangan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo. Sebelumnya, kegiatan serupa telah digelar di Kecamatan Kartoharjo dan Taman.
Lokasi-lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan GPM mempertimbangkan aksesibilitas dan kepadatan penduduk. Pemilihan lokasi yang strategis ini bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin warga Kota Madiun yang membutuhkan.
Respon Positif Masyarakat
Warga Kota Madiun, terutama di Kelurahan Nambangan Kidul, menyambut antusias program GPM. Mereka menilai program ini sangat membantu meringankan beban pengeluaran mereka, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. Ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau sangat dinantikan oleh masyarakat.
Keberhasilan GPM tidak hanya diukur dari jumlah barang yang terjual, tetapi juga dari dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Program ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Madiun dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memenuhi kebutuhan dasar warganya.
Dengan adanya kolaborasi antara Pemkot Madiun, Bulog, dan PPI, diharapkan program GPM dapat terus berlanjut dan ditingkatkan di masa mendatang untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Kota Madiun.