Mahasiswa ITB Terlibat Perjokian UTBK 2025, ITB Bentuk Komisi Pelanggaran Akademik
Institut Teknologi Bandung (ITB) mengakui satu mahasiswa aktifnya terlibat dugaan perjokian UTBK 2025 dan membentuk komisi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Institut Teknologi Bandung (ITB) mengonfirmasi keterlibatan salah satu mahasiswa aktifnya, LVN, dalam dugaan praktik perjokian Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Pengakuan ini disampaikan menyusul pernyataan resmi Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) UTBK 2025. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran dan menjadi sorotan publik, mengingat reputasi ITB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Dr. N Nurlaela Arief, menyatakan bahwa ITB sangat menyesalkan tindakan mahasiswa tersebut. "ITB sangat menyesalkan bahwa hal itu dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik. Untuk itu, dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan," ujarnya dalam pernyataan resmi. Pihak ITB menegaskan bahwa kejadian ini tidak berlangsung di pusat UTBK ITB.
Sebagai respons atas dugaan pelanggaran ini, ITB telah membentuk Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan. Komisi ini akan menyelidiki kasus tersebut secara menyeluruh dan menentukan sanksi yang sesuai jika terbukti bersalah. "Jika terbukti maka Komisi akan merekomendasikan sanksi sesuai dengan ketentuan," tambah Nurlaela. Terkait dugaan tindak pidana, ITB menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada pihak kepolisian.
Langkah ITB Menangani Kasus Perjokian UTBK
ITB menekankan komitmennya terhadap nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab akademik. Institusi ini juga berkomitmen untuk menjaga kepercayaan publik dan mendorong terciptanya budaya akademik yang bersih dan beretika. Pembentukan Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan merupakan langkah nyata ITB dalam merespon kasus ini dan menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi. Proses investigasi akan dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur yang berlaku.
Komisi tersebut akan memeriksa bukti-bukti yang ada dan mendengarkan keterangan dari berbagai pihak terkait. Hasil penyelidikan akan menjadi dasar bagi rekomendasi sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswa yang terlibat. Sanksi yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan dan peraturan akademik yang berlaku di ITB.
Selain itu, ITB juga akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Evaluasi ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari pengawasan pelaksanaan UTBK hingga peningkatan edukasi tentang etika akademik kepada mahasiswa.
Kronologi dan Temuan SNPMB
Sebelumnya, Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB, yang diketuai Eduart Wolok, mengumumkan temuan mengejutkan terkait kecurangan dalam UTBK 2025. Sekitar 50 peserta terindikasi melakukan kecurangan, termasuk 10 orang yang diduga bertindak sebagai joki. Salah satu kasus yang paling menonjol terjadi di pusat UTBK ISBI Bandung, di mana ditemukan empat kartu peserta dengan wajah serupa namun identitas berbeda.
Investigasi awal mengungkap bahwa joki tersebut adalah Lukas Valentino Nainggolan, mahasiswa aktif ITB dari Program Studi Teknik Elektro angkatan 2018. Yang lebih mengkhawatirkan, dua alumni ITB lainnya, Healthy Febriana Jessica (Teknik Perminyakan, lulus 2022) dan Khamila Djibran (Teknik Pertambangan, lulus 2023), juga diduga terlibat dalam praktik perjokian ini. Ketiga individu tersebut diduga menggunakan teknologi pengeditan wajah berbasis AI untuk menyamarkan identitas mereka.
Kasus ini menunjukkan adanya jaringan perjokian yang terorganisir dan memanfaatkan teknologi canggih untuk menghindari deteksi. Hal ini menjadi tantangan serius bagi penyelenggara UTBK dan perguruan tinggi dalam menjaga integritas proses seleksi mahasiswa baru.
Akun media sosial @fauzanalrasyid turut menyoroti kasus ini dengan mengunggah salinan resmi panitia SNPMB yang menunjukkan foto kartu peserta yang diedit dengan teknologi AI dan mencantumkan nama-nama terduga joki. "Joki-joki yang ditemukan menurut @snpmb_id, foto diedit dengan AI. Nama joki tertera pada salinan di bawah," tulis akun tersebut.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia pendidikan. ITB, sebagai institusi pendidikan ternama, menunjukkan komitmennya untuk menindak tegas setiap pelanggaran etika akademik dan menjaga kepercayaan publik. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dan mendorong terciptanya sistem seleksi yang lebih aman dan transparan.