Malinau Uji Coba Drone untuk Revolusi Pertanian Modern
Pemkab Malinau sukses uji coba drone untuk meningkatkan efisiensi pertanian di Desa Respen Tubu, Malinau Utara, Kalimantan Utara, sebagai bagian dari program Pertanian Sehat (Pesat).
![Malinau Uji Coba Drone untuk Revolusi Pertanian Modern](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230225.821-malinau-uji-coba-drone-untuk-revolusi-pertanian-modern-1.jpg)
Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, memasuki era baru dalam pertanian. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat baru saja melakukan uji coba teknologi drone untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Uji coba ini berlangsung di Desa Respen Tubu, Kecamatan Malinau Utara, pada Kamis, 30 Januari 2025. Langkah ini merupakan bagian integral dari Program Pertanian Sehat (Pesat) yang dicanangkan Pemkab Malinau.
Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, menekankan bahwa penggunaan drone bukan sekadar gimmick, tetapi merupakan transformasi nyata menuju pertanian modern. Ia ingin petani Malinau tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi, melainkan menjadi pelopornya. Drone ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida, mengurangi waktu, tenaga, dan biaya operasional.
Teknologi drone yang digunakan memiliki kapasitas tangki 25 liter (isi efektif 20 liter) dan mampu menyelesaikan penyemprotan satu hektare lahan hanya dalam waktu 15-20 menit. Kecepatan ini memungkinkan penyemprotan hingga empat hektare per jam, dengan hanya dua operator—satu mengendalikan drone dan satu lagi mengisi ulang cairan. Alat canggih ini sendiri diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024.
Pemilihan drone ini didasarkan pada kesesuaian teknologi dengan kondisi geografis Malinau yang berbukit. Namun, keberhasilan program ini tak hanya bergantung pada teknologi semata. Bupati Wempi juga menekankan pentingnya pelatihan operator yang intensif, perawatan rutin, dan ketersediaan baterai cadangan di setiap kecamatan. Tujuannya, memastikan operasional drone berjalan lancar tanpa kendala.
Lebih jauh, program ini selaras dengan visi Pemkab Malinau untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional lewat perluasan lahan pertanian produktif. Bupati Wempi berharap modernisasi pertanian ini akan menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Ia ingin mengubah persepsi bahwa bertani adalah pekerjaan konvensional, dan kini menjadi profesi berbasis teknologi yang menjanjikan.
Antusiasme petani setempat sangat tinggi. Salah satu anggota kelompok tani mengungkapkan ketertarikannya terhadap efisiensi yang ditawarkan drone. Penyemprotan satu hektare lahan yang biasanya memakan waktu dua hari kerja, kini dapat diselesaikan dalam hitungan jam. Selain itu, penggunaan drone juga dinilai mampu mengurangi risiko paparan bahan kimia berbahaya bagi petani.
Ke depannya, Dinas Pertanian Malinau akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap uji coba ini. Evaluasi akan meliputi analisis dampak terhadap produktivitas tanaman dan penghematan biaya operasional. Hasil evaluasi tersebut akan menjadi acuan untuk mereplikasi teknologi serupa di 12 kecamatan lainnya di Kabupaten Malinau. Bupati Wempi optimistis inovasi ini akan menjadikan Malinau sebagai model pertanian modern di Kalimantan Utara.