Mekarnya Dua Bunga Raflesia Tuan-Mudae di Cagar Alam Maninjau, Sumatera Barat
Dua bunga Raflesia Tuan-Mudae mekar bersamaan di Cagar Alam Maninjau, Sumatera Barat, salah satu lokasi langka di dunia untuk spesies ini.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Dua individu bunga Raflesia Tuan-Mudae mekar sempurna di Cagar Alam Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Penemuan ini dilaporkan oleh Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat, Ade Putra, pada Kamis, 24 April 2024. Keberadaan bunga langka ini menarik perhatian karena hanya ditemukan di dua lokasi di dunia: Sarawak, Malaysia, dan Palembayan, Kabupaten Agam. Mekarnya bunga ini menjadi bukti keberhasilan konservasi dan daya tarik wisata alam Sumatera Barat.
Bunga Raflesia Tuan-Mudae yang mekar memiliki diameter hingga 82,5 sentimeter, dengan satu individu diperkirakan akan mekar sempurna pada Jumat, 25 April 2024. Penemuan ini merupakan hasil kerja sama petugas BKSDA Sumbar dan tim patroli anak nagari (Pagari) Baringin. Keberadaan bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun 2017 oleh warga sekitar yang sedang mencari sumber air.
Setelah diteliti oleh ahli Raflesia dari Universitas Bengkulu, Prof. Dr. Agus Susatya, bunga tersebut diidentifikasi sebagai Raflesia Tuan-Mudae, bukan Raflesia Arnoldii. Pada awal tahun 2020, bunga Raflesia Tuan-Mudae di lokasi yang sama pernah mekar dengan ukuran terbesar di dunia, mencapai diameter 111 sentimeter, dan diliput media internasional di 32 negara. Kejadian ini kembali menyoroti kekayaan hayati Indonesia dan pentingnya pelestarian alam.
Keunikan Raflesia Tuan-Mudae di Cagar Alam Maninjau
Raflesia Tuan-Mudae merupakan spesies yang cukup langka, hanya ditemukan di dua lokasi di dunia. Keberadaan dua individu yang mekar bersamaan di Cagar Alam Maninjau merupakan peristiwa penting bagi dunia konservasi. Ukuran bunga yang mencapai 82,5 sentimeter juga menunjukkan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan oleh BKSDA Sumbar dan masyarakat setempat.
Lokasi mekarnya bunga ini berada di dalam kawasan Cagar Alam Maninjau, yang menjadikannya sebagai aset penting bagi pariwisata dan penelitian. Pemerintah daerah dan BKSDA Sumbar perlu meningkatkan upaya perlindungan dan pengawasan agar bunga ini tetap terjaga kelestariannya. Pentingnya edukasi kepada masyarakat sekitar juga menjadi kunci keberhasilan konservasi jangka panjang.
Penemuan ini juga menjadi bukti nyata akan kekayaan hayati Indonesia. Keberadaan spesies langka seperti Raflesia Tuan-Mudae menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara yang tertarik dengan keindahan alam dan keunikan flora Indonesia. Hal ini dapat berdampak positif bagi perekonomian daerah melalui pengembangan ekowisata yang berkelanjutan.
Akses dan Pelestarian Bunga Raflesia
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan langsung keindahan bunga Raflesia Tuan-Mudae, diimbau untuk mengurus Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi) terlebih dahulu ke BKSDA Sumbar di Padang. Hal ini bertujuan untuk mengatur kunjungan dan mencegah kerusakan lingkungan. Dengan adanya Simaksi, diharapkan kunjungan wisata dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan.
Penting untuk diingat bahwa Raflesia Tuan-Mudae merupakan spesies yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang 32 Tahun 2024 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Oleh karena itu, setiap pengunjung wajib menjaga kelestarian bunga dan lingkungan sekitarnya. Jangan merusak atau mengambil bagian dari bunga tersebut.
Keberadaan bunga Raflesia Tuan-Mudae di Cagar Alam Maninjau menjadi tanggung jawab bersama. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan peneliti sangat penting untuk memastikan kelestarian spesies langka ini untuk generasi mendatang. Melalui pengelolaan yang tepat, bunga Raflesia Tuan-Mudae dapat menjadi ikon wisata alam Sumatera Barat dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Semoga dengan adanya upaya pelestarian yang maksimal, kita dapat terus menikmati keindahan dan keunikan Raflesia Tuan-Mudae di Cagar Alam Maninjau untuk waktu yang lama. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kekayaan hayati Indonesia.