Mengapa Jawa Barat Peringkat 6 Nasional? Dinkes Jabar Jemput Bola Genjot Partisipasi Program Cek Kesehatan Gratis
Dinas Kesehatan Jawa Barat gencar jemput bola tingkatkan partisipasi masyarakat dalam program Cek Kesehatan Gratis. Mengapa Jabar masih di peringkat 6 nasional meski penduduknya terbanyak?

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mengambil langkah proaktif dengan menerapkan strategi jemput bola. Inisiatif ini bertujuan untuk secara signifikan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diselenggarakan pemerintah. Langkah ini diambil menyusul data partisipasi Jabar yang masih di bawah target nasional.
Kepala Dinkes Jawa Barat, R Vini Adiani Dewi, menjelaskan bahwa upaya ini krusial. Meskipun Jawa Barat memiliki populasi terbesar di Indonesia, tingkat partisipasi CKG provinsi ini masih berada di peringkat keenam secara nasional. Kondisi ini menempatkan Jabar di bawah provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Program CKG sendiri telah dimanfaatkan oleh jutaan masyarakat di berbagai daerah. Namun, di Jabar, banyak warga, terutama pekerja pabrik, enggan berpartisipasi karena kesibukan atau kekhawatiran akan terdeteksinya penyakit. Padahal, pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk pencegahan dini dan biaya mandiri jauh lebih mahal.
Strategi Jemput Bola: Sasar Pabrik dan Komunitas
Dinkes Jawa Barat berencana menyasar ribuan pekerja pabrik sebagai target utama program Cek Kesehatan Gratis. Banyak pekerja yang enggan memeriksakan diri karena alasan kesibukan. Selain itu, ada pula kekhawatiran akan terdeteksinya penyakit yang membuat mereka enggan datang ke fasilitas kesehatan. Padahal, pencegahan dini jauh lebih baik daripada pengobatan.
Vini Adiani Dewi menekankan bahwa biaya pemeriksaan kesehatan mandiri di klinik swasta bisa mencapai Rp750 ribu hingga Rp1 juta. Hal ini menjadikan program CKG sebagai solusi ekonomis dan penting bagi masyarakat. Dengan mendatangi langsung pabrik, Dinkes berharap dapat menjangkau lebih banyak individu yang selama ini sulit mengakses layanan kesehatan.
Sebelum merambah pabrik, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memulai pendekatan dengan berbagai komunitas. Beberapa organisasi keagamaan, seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah Muhammadiyah, dan Salimah, telah menjalin kerja sama. Melalui komunitas ini, Dinkes berupaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi anggota dalam program Cek Kesehatan Gratis.
Meski demikian, Vini mengakui adanya perbedaan kelengkapan pemeriksaan antara CKG komunitas dan di Puskesmas. Pemeriksaan di Puskesmas jauh lebih komprehensif, termasuk pemeriksaan IVA untuk deteksi kanker serviks. CKG komunitas lebih fokus pada pemeriksaan dasar, namun tetap menjadi langkah awal yang penting untuk deteksi dini.
Tantangan dan Potensi Program Cek Kesehatan Gratis di Jabar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa program Cek Kesehatan Gratis telah dimanfaatkan secara luas di seluruh Indonesia. Tercatat, hingga saat ini, lebih dari 16 juta orang telah menjalani pemeriksaan kesehatan melalui program ini. Angka partisipasi harian pun menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai 250 ribu hingga 280 ribu orang per hari.
Budi Gunadi Sadikin juga menyoroti peningkatan partisipasi CKG di Jawa Barat. Meskipun sempat tertinggal dari beberapa provinsi lain, kini sudah 2,4 juta masyarakat Jabar yang memanfaatkan program ini. Namun, angka ini masih menempatkan Jawa Barat di posisi keenam secara nasional, di bawah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tantangan utama bagi Dinkes Jabar adalah menggenjot angka ini agar setara dengan potensi populasinya. Dengan jumlah penduduk terbesar, Jawa Barat memiliki peluang besar untuk menjadi provinsi dengan partisipasi CKG tertinggi. Upaya jemput bola diharapkan dapat mengatasi hambatan aksesibilitas dan kesadaran masyarakat.
Program Cek Kesehatan Gratis merupakan inisiatif vital pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan deteksi dini dan pencegahan, berbagai penyakit dapat diatasi sebelum menjadi parah. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan kesehatan nasional yang lebih baik.