Mengejutkan! Prevalensi Stunting Bangka Tengah Kembali Naik, Pemkab Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor
Prevalensi stunting Bangka Tengah kembali meningkat di tahun 2024. Pemerintah daerah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka stunting dan mencapai target nasional.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kini menghadapi tantangan serius terkait prevalensi stunting. Angka stunting di wilayah tersebut kembali menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024, mencapai 21,2 persen. Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya berhasil ditekan pada tahun 2023, yang menunjukkan perlunya evaluasi dan penguatan strategi penanganan.
Untuk mengatasi masalah krusial ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menegaskan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Upaya ini bertujuan menekan prevalensi stunting hingga mencapai target nasional sebesar 18,8 persen. Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, secara langsung menekankan bahwa penanganan stunting tidak dapat dilakukan secara instan dan memerlukan pendekatan terpadu dari berbagai pihak.
Kondisi ini menuntut sinergi yang lebih erat antara instansi pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat, hingga peran aktif dari setiap keluarga. Peningkatan angka stunting ini menjadi alarm bagi seluruh elemen masyarakat Bangka Tengah untuk bersama-sama menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa depan.
Tantangan dan Kenaikan Angka Stunting di Bangka Tengah
Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Bangka Tengah pada tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 21,2 persen. Angka ini meningkat tiga poin dibandingkan tahun 2023, yang sebelumnya berhasil diturunkan menjadi 18,2 persen. Kenaikan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan.
Meskipun pada tahun sebelumnya Pemkab Bangka Tengah berhasil menurunkan angka stunting dari 21,2 persen menjadi 18,2 persen, tantangan yang dihadapi saat ini masih sangat besar. Bupati Algafry Rahman mengakui bahwa capaian tahun lalu patut diapresiasi, namun kenaikan prevalensi di tahun 2024 menunjukkan adanya kebutuhan akan kerja lebih keras dan sinergi yang lebih kuat untuk mencapai target nasional 18,8 persen pada tahun 2025.
Situasi ini menggarisbawahi kompleksitas masalah stunting yang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor. Diperlukan pemahaman mendalam mengenai penyebab kenaikan ini agar intervensi yang dilakukan dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam jangka panjang.
Strategi Kolaborasi Lintas Sektor untuk Penurunan Stunting
Penanganan stunting di Bangka Tengah tidak lagi menjadi tanggung jawab tunggal Dinas Kesehatan. Bupati Algafry Rahman menegaskan bahwa upaya ini memerlukan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta, organisasi masyarakat, orang tua, bahkan pekerja pers. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung penurunan stunting secara komprehensif.
Program strategis penanganan stunting harus bersinergi dengan berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan. Keterlibatan lintas sektor ini mencakup pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, mulai dari edukasi, penyediaan fasilitas, hingga monitoring dan evaluasi program.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, diharapkan setiap elemen masyarakat dapat berkontribusi sesuai kapasitasnya. Sinergi yang kuat antarpihak akan mempercepat proses penurunan angka stunting dan memastikan bahwa setiap upaya yang dilakukan memberikan hasil yang optimal bagi kesehatan generasi mendatang.
Program Percepatan Penurunan Stunting di Bangka Tengah
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah saat ini menjalankan sejumlah program percepatan penurunan stunting yang terintegrasi. Program-program ini dirancang untuk mengatasi berbagai aspek penyebab stunting, mulai dari hulu hingga hilir. Salah satu fokus utama adalah peningkatan gizi ibu hamil, yang merupakan fase krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Selain itu, Pemkab juga mengintensifkan pemeriksaan kesehatan balita secara berkala untuk deteksi dini dan intervensi cepat. Edukasi pola makan keluarga menjadi bagian penting dari program ini, bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang dan praktik pemberian makan yang benar. Perbaikan sanitasi lingkungan juga menjadi prioritas, mengingat faktor kebersihan berperan besar dalam pencegahan stunting.
Pemerintah daerah juga menargetkan seluruh desa dan kelurahan di Bangka Tengah memiliki kader kesehatan terlatih. Kader-kader ini akan menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini risiko stunting di tingkat komunitas. Dengan intervensi sejak dini dan kerja sama yang solid dari semua pihak, Pemkab Bangka Tengah optimistis target nasional penurunan stunting dapat tercapai.