Mengenal Lang-lang Buana hingga Mendu: Upaya Pelestarian Budaya Natuna oleh BPK Riau Kepri
Balai Pelestarian Kebudayaan Riau Kepri gencar lakukan Pelestarian Budaya Natuna. Tiga Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ini dikenalkan kepada generasi muda melalui workshop dan kenduri budaya.

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Kementerian Kebudayaan, tengah aktif melestarikan tiga Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kabupaten Natuna. Upaya ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan workshop dan kenduri budaya yang bertujuan mengenalkan kekayaan budaya lokal kepada generasi muda. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjaga keberlanjutan warisan leluhur.
Kegiatan pelestarian ini diselenggarakan di Natuna, tepatnya di Museum Natuna, Kecamatan Bunguran Timur, dan juga melibatkan pementasan di Kecamatan Pulau Tiga. Workshop berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 10 hingga 12 Agustus 2025, dengan menghadirkan para ahli di bidang kebudayaan tersebut. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya daerah.
Workshop tersebut melibatkan lebih dari 100 peserta, terdiri dari pelajar sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Kecamatan Bunguran Timur dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna. Mereka diberikan pemahaman mendalam mengenai asal-usul, makna, serta cara memainkan ketiga WBTB yang dilestarikan. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap budaya lokal.
Workshop dan Keterlibatan Generasi Muda
Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau, Kepri, Ardiyansyah, menjelaskan bahwa workshop ini dirancang khusus untuk generasi muda Natuna. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok, dengan setiap kelompok fokus pada satu jenis budaya yang sedang dilestarikan. Pendekatan ini memastikan pemahaman yang komprehensif dan mendalam bagi seluruh peserta.
Materi yang disampaikan meliputi sejarah, filosofi, dan praktik langsung dari setiap warisan budaya. Para ahli di bidang Lang-lang Buana, Tari Tupeng, dan Mendu hadir untuk membimbing para peserta. Keterlibatan langsung ini penting agar proses Pelestarian Budaya Natuna dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Melalui metode pembelajaran interaktif, para pelajar dan mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan langsung pengalaman berinteraksi dengan budaya. Ini adalah langkah krusial dalam menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya. Harapannya, mereka akan menjadi duta Pelestarian Budaya Natuna di masa depan.
Mengenal Tiga Warisan Budaya Tak Benda Natuna
Tiga Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang menjadi fokus dalam kegiatan ini adalah Lang-lang Buana, Tari Tupeng, dan Mendu. Ketiganya merupakan bentuk permainan teater tradisional yang kaya akan cerita dan diiringi alat musik khas. Setiap WBTB memiliki keunikan dan nilai historisnya sendiri, mencerminkan kekayaan budaya Natuna.
Lang-lang Buana, Tari Tupeng, dan Mendu tidak hanya sekadar pertunjukan, melainkan juga sarana untuk menyampaikan berbagai kisah dan nilai-nilai luhur. Kesenian ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Natuna. Upaya Pelestarian Budaya Natuna ini sangat penting agar nilai-nilai tersebut tidak pudar.
Balai Pelestarian Kebudayaan berupaya menggali kembali esensi dari ketiga kebudayaan tersebut, sejalan dengan fokus perlindungan warisan budaya. Dengan demikian, generasi muda dapat memahami kedalaman dan relevansi budaya ini dalam kehidupan modern. Ini adalah investasi jangka panjang untuk keberlangsungan budaya daerah.
Kenduri Budaya dan Dokumentasi Arsip
Sebagai puncak dari workshop, hasil pembelajaran para peserta akan ditampilkan dalam sebuah pagelaran kesenian yang disebut kenduri budaya. Acara ini dilaksanakan selama tiga malam berturut-turut di Kecamatan Pulau Tiga, dengan satu WBTB ditampilkan setiap malamnya. Ini menjadi ajang bagi peserta untuk menunjukkan kemampuan yang telah mereka pelajari.
Pagelaran ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas tentang kekayaan budaya Natuna. Kenduri budaya adalah wujud nyata dari upaya Pelestarian Budaya Natuna yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Ini juga menjadi bukti bahwa budaya dapat terus hidup dan berkembang.
Selain pementasan, setiap kegiatan pelestarian didokumentasikan secara detail. Dokumentasi ini berfungsi sebagai arsip penting agar generasi selanjutnya dapat melihat dan memahami cara memainkan budaya-budaya ini. Ardiyansyah menekankan pentingnya dokumentasi karena banyak generasi yang mungkin belum mengenal budaya ini. Ini memastikan bahwa warisan budaya tak benda ini akan terus tersedia untuk dipelajari di masa mendatang.