Menhut: Penyuluh Kehutanan, Ujung Tombak Keberhasilan Kebijakan Pemerintah
Menteri Kehutanan (Menhut) menekankan peran krusial penyuluh kehutanan sebagai ujung tombak keberhasilan kebijakan pemerintah, mendorong peningkatan kapasitas dan evaluasi kebijakan yang responsif terhadap kondisi masyarakat.

Jakarta, 15 Mei 2024 - Menteri Kehutanan (Menhut) Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menegaskan peran vital penyuluh kehutanan sebagai ujung tombak keberhasilan kebijakan pemerintah di sektor kehutanan. Hal ini disampaikan Menhut dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis. Pernyataan ini menekankan pentingnya penyuluh dalam menjembatani kebijakan pemerintah pusat dengan masyarakat di lapangan.
Menhut menjelaskan bahwa tanpa peran aktif penyuluh, kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan pemerintah pusat, khususnya di Jakarta, akan sulit diimplementasikan dan dipahami oleh masyarakat. Ia menekankan bahwa penyuluh kehutanan merupakan kunci keberhasilan program-program kehutanan di seluruh Indonesia. "Penyuluh kehutanan membanggakan dan sangat penting perannya. Penyuluh bagi saya adalah ujung tombak kebijakan pemerintah. Karena, se-ideal apapun policy yang diputuskan yang diambil di pusat, Jakarta, tidak akan ada arti apa-apa tanpa adanya penyuluh," ujar Menhut.
Lebih lanjut, Menhut juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas dan kualifikasi para penyuluh. Ia mendorong penyuluh untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. "Salah satu tanggungjawab sekaligus kualifikasi yang wajib dimiliki penyuluh adalah memiliki kesadaran bahwa ilmu pengetahuan itu luas sekali, dan para penyuluh, dari hari ke hari harus selalu ingin belajar suatu yang baru. Karena, bagaimana mau melakukan penyuluhan jika pengetahuannya masih sepotong-sepotong," tegas Menhut.
Peran Penyuluh dalam Mengevaluasi Kebijakan
Menhut juga menekankan peran penyuluh dalam mengevaluasi dan memformulasikan kebijakan pemerintah. Karena berhubungan langsung dengan masyarakat, penyuluh memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi lapangan. Mereka diharapkan mampu memberikan masukan dan rekomendasi perbaikan kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi riil di masyarakat. "Tanggung jawab penyuluh menjadi lebih krusial lagi, karena tidak hanya menjadi perpanjangan tangan atau menjadi lidahnya untuk kebijakan, tapi juga harus formulasikan, mengevaluasi, dan kemudian menjadi rekomendasi apa yang harus diperbaiki," jelas Menhut.
Lebih lanjut, Menhut mendorong penyuluh untuk berani menyampaikan evaluasi dan solusi alternatif atas kebijakan yang kurang efektif. "Berani mengatakan itu (mengevaluasi kebijakan yang tidak relevan atau efisien, dan sebagainya), lalu memberikan apa (solusi) alternatifnya juga bisa sampaikan, apa yang menjadi rekomendasi," imbuhnya. Hal ini menunjukkan pentingnya peran penyuluh sebagai jembatan komunikasi dan umpan balik antara pemerintah dan masyarakat.
Menhut juga menyampaikan apresiasi kepada para penyuluh kehutanan, khususnya di KHDTK Tabo-Tabo, Desa Tabo-Tabo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, atas dedikasi dan komitmen mereka. KHDTK Tabo-Tabo, dengan luas 601,26 hektar dan ketinggian 60-500 mdpl, merupakan contoh implementasi program pemerintah yang sukses berkat peran penyuluh.
KHDTK Tabo-Tabo: Implementasi Teknologi dan Inovasi
KHDTK Tabo-Tabo berada di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Wilayah VI. Kawasan ini telah menerapkan teknologi modern seperti Spatial Monitoring And Reporting Tool (SMART) dan Sistem Informasi Manajemen Penyuluh (SIMLUH) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan hutan. KHDTK Tabo-Tabo juga telah berhasil memproduksi gula semut dari nira aren yang tumbuh alami di hutan seluas 2,2 hektar, menunjukkan potensi ekonomi dari pengelolaan hutan berkelanjutan.
Keberhasilan KHDTK Tabo-Tabo menjadi bukti nyata kontribusi penyuluh kehutanan dalam implementasi kebijakan pemerintah. Penerapan teknologi dan inovasi, serta peran aktif penyuluh dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, telah menghasilkan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian masyarakat sekitar.
Kesimpulannya, peran penyuluh kehutanan sangat krusial dalam keberhasilan program-program kehutanan di Indonesia. Peningkatan kapasitas, evaluasi kebijakan yang responsif, dan pemanfaatan teknologi merupakan kunci untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan berkelanjutan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.