Menkes Cari Donatur Baru Setelah USAID Tutup
Menyusul penutupan USAID, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan mencari negara donatur lain untuk menutupi defisit dana sebesar US$100 juta yang sebelumnya disalurkan melalui USAID untuk berbagai program kesehatan di Indonesia.
![Menkes Cari Donatur Baru Setelah USAID Tutup](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230259.674-menkes-cari-donatur-baru-setelah-usaid-tutup-1.jpg)
Jakarta, 6 Februari 2024 - Pengumuman penutupan USAID oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menimbulkan tantangan bagi Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan rencana pencarian negara donatur baru untuk mengisi kekosongan pendanaan yang signifikan. Keputusan mendadak ini berdampak langsung pada berbagai program kesehatan di Indonesia yang sebelumnya mendapatkan suntikan dana dari USAID.
Dampak Penutupan USAID terhadap Indonesia
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menjalin kerjasama pendanaan yang erat dengan USAID. Berdasarkan pernyataan resmi Menteri Kesehatan, USAID telah menyalurkan dana sebesar US$100 juta ke Indonesia. Dana tersebut, yang disalurkan melalui pihak ketiga, kini terhenti akibat penutupan lembaga tersebut. "Defisit ini akan berdampak," tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataannya pada hari Kamis. Beliau juga menambahkan bahwa komitmen pendanaan sebesar AU$130 juta dari Australia telah berhasil diamankan.
Penutupan USAID bukan tanpa sebab. Elon Musk, kepala Departemen Pemerintah yang Efisien (DOGE), menyebut USAID sebagai 'organisasi kriminal' dan mendesak penutupan lembaga tersebut. Hal ini terjadi setelah USAID menolak permintaan akses DOGE terhadap sistem keamanan, berkas personel, dan informasi rahasia di markas besar USAID. Pernyataan kontroversial Musk ini langsung mendapat respon dari Presiden Trump yang menyetujui penutupan USAID.
Program Kesehatan Terdampak
Dana USAID selama ini berkontribusi signifikan pada berbagai program kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2023 saja, USAID telah menyalurkan sekitar US$153 juta untuk berbagai proyek, termasuk upaya anti-korupsi, mitigasi perubahan iklim, pendidikan, dan kesehatan. Salah satu proyek yang terkena dampak adalah pendanaan sebesar US$882 ribu untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) guna mendukung kegiatan vaksinasi polio di Indonesia. Sejak tahun 2023, USAID telah mengalokasikan lebih dari US$3,2 juta untuk mendukung penanganan wabah polio di Indonesia dan dua putaran imunisasi nasional.
Langkah Pemerintah Indonesia
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan komitmennya untuk mencari negara donatur lain guna mengganti pendanaan yang hilang akibat penutupan USAID. Meskipun telah mengamankan dana dari Australia, pencarian donatur tambahan menjadi langkah krusial untuk memastikan kelangsungan berbagai program kesehatan penting di Indonesia. Pemerintah Indonesia kini tengah berupaya aktif untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara lain yang memiliki visi serupa dalam bidang kesehatan.
Pernyataan dari Pihak USAID
Sementara itu, Sekretaris Negara AS, Marco Rubio, yang kini menjabat sebagai direktur sementara USAID, memastikan bahwa penutupan tersebut tidak berarti penghentian total program-program USAID. Ia menegaskan bahwa USAID harus mematuhi arahan kebijakan Departemen Luar Negeri AS. Menurut situs web USAID, semua karyawan USAID langsung, kecuali mereka yang menjalankan fungsi penting, akan ditempatkan cuti administratif secara global.
Kesimpulan
Penutupan USAID menimbulkan tantangan besar bagi Indonesia, khususnya dalam sektor kesehatan. Kehilangan pendanaan yang signifikan mengharuskan pemerintah untuk segera mencari alternatif pendanaan dari negara-negara donatur lainnya. Langkah cepat dan strategis diperlukan untuk memastikan kelanjutan program-program kesehatan yang vital bagi masyarakat Indonesia dan mencegah dampak negatif yang lebih luas.