Dampak AS Keluar dari WHO: Minim Pengaruh ke Pendanaan Kesehatan Indonesia
Keputusan Amerika Serikat keluar dari WHO berdampak pada pendanaan organisasi tersebut, namun Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan hal ini tidak terlalu berpengaruh pada pendanaan kesehatan Indonesia.
Amerika Serikat keluar dari WHO: Indonesia relatif aman? Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini memberikan pernyataan mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) nyatanya tidak akan banyak berdampak pada pendanaan kesehatan Indonesia. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu di Jakarta, beberapa hari setelah pengumuman resmi penarikan AS dari WHO.
Mengapa dampaknya minim bagi Indonesia? Menkes Budi menjelaskan bahwa Indonesia selama ini tidak terlalu bergantung pada pendanaan dari WHO. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa keputusan AS ini jelas akan berdampak signifikan pada pendanaan WHO secara keseluruhan. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa Indonesia telah membangun sistem pendanaan kesehatan yang relatif mandiri dan tidak terlalu bergantung pada bantuan luar negeri, khususnya dari WHO.
Latar belakang keputusan AS yang mengejutkan. Keputusan AS untuk menarik diri dari WHO diumumkan beberapa waktu lalu. Hal ini merupakan salah satu kebijakan kontroversial yang diambil oleh Presiden AS. Keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran global terhadap kemampuan WHO dalam menjalankan misinya.
Reaksi WHO atas keputusan AS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyatakan penyesalannya atas keputusan AS untuk keluar dari organisasi tersebut. Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, dalam sebuah pengarahan PBB di Jenewa menekankan peran penting WHO dalam melindungi kesehatan masyarakat global, termasuk rakyat Amerika. Jasarevic mengingatkan bahwa AS merupakan anggota pendiri WHO dan telah berkontribusi besar selama lebih dari tujuh dekade.
Kontribusi AS yang signifikan terhadap WHO. AS diketahui menyumbang 18 persen anggaran WHO pada tahun 2023, menjadikannya donor tunggal terbesar. Kehilangan kontribusi sebesar itu tentu akan sangat terasa oleh WHO. Jasarevic menambahkan bahwa kerjasama AS dan WHO telah berhasil memberantas penyakit cacar dan hampir memberantas polio. Kehilangan kemitraan ini akan menjadi kerugian besar bagi upaya kesehatan global.
Harapan WHO akan perubahan keputusan AS. WHO berharap AS dapat mempertimbangkan kembali keputusannya dan membuka dialog konstruktif untuk mempertahankan kemitraan demi kesehatan global. Kehilangan pendanaan besar dari AS tentu akan berdampak besar pada program-program kesehatan yang dijalankan WHO di seluruh dunia.
Kesimpulan: Meskipun AS keluar dari WHO dan berdampak signifikan terhadap pendanaan organisasi tersebut, Menkes Budi memastikan hal ini tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap pendanaan kesehatan di Indonesia. Indonesia tampaknya telah membangun sistem yang relatif independen dari pendanaan WHO. Namun, dampak global dari keputusan ini masih perlu dipantau dan dikaji lebih lanjut.