Menkes Cari Donor Baru Gantikan USAID: Rp1 Triliun Bantuan Kesehatan Terdampak
Menyusul penutupan USAID, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan mencari negara donor lain untuk mengganti bantuan senilai hampir Rp1 triliun yang sebelumnya disalurkan untuk program kesehatan di Indonesia.
![Menkes Cari Donor Baru Gantikan USAID: Rp1 Triliun Bantuan Kesehatan Terdampak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230306.376-menkes-cari-donor-baru-gantikan-usaid-rp1-triliun-bantuan-kesehatan-terdampak-1.jpg)
Jakarta, 6 Februari 2024 - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan pencarian negara donor baru setelah bantuan dari USAID terhenti. Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menutup USAID berdampak pada Indonesia, yang sebelumnya menerima dana signifikan untuk berbagai program kesehatan.
Dalam pernyataan di Jakarta, Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa meskipun bantuan dari USAID ditahan, bukan berarti dihentikan sepenuhnya. "Kemarin saya ke Australia, dan kita sudah mengamankan komitmen sebesar 130 juta dolar Australia," ujarnya. "Walaupun nilai tukar dolar Australia dan dolar AS berbeda, ini tetap merupakan komitmen penting. Saya akan berupaya mencari sumber pendanaan lain juga."
Dampak Penutupan USAID terhadap Indonesia
Bantuan USAID untuk Indonesia mencapai sekitar 100 juta dolar AS atau hampir Rp1 triliun. Dana tersebut, yang disalurkan melalui pihak ketiga, bukan langsung ke Kementerian Kesehatan, berperan penting dalam berbagai program. "Kekurangan ini tentu akan berdampak," kata Menkes, "tetapi kita masih memiliki negara donor lain."
Pada tahun 2023 saja, USAID telah menyalurkan sekitar 153 juta dolar AS untuk berbagai proyek di Indonesia, termasuk dukungan untuk antikorupsi, perubahan iklim, pendidikan, dan kesehatan. Salah satu contohnya adalah bantuan sebesar 882.750 dolar AS (sekitar Rp13,35 miliar) untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) guna mendukung program vaksinasi polio.
Lebih lanjut, USAID telah memberikan lebih dari 3,2 juta dolar AS (sekitar Rp48,4 miliar) untuk penanganan wabah polio dan dua putaran imunisasi nasional di Indonesia. Penutupan USAID jelas menimbulkan kekhawatiran akan kelanjutan program-program penting ini.
Penutupan USAID dan Reaksi Internasional
Kantor pusat USAID di Washington secara resmi ditutup pada 3 Februari 2024, menyusul pernyataan Elon Musk yang menyebut USAID sebagai 'organisasi kriminal'. Pernyataan tersebut muncul setelah penolakan USAID untuk memberikan akses kepada personel Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) ke sistem keamanan dan berkas-berkas mereka.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengonfirmasi bahwa ia menjabat sebagai direktur USAID sementara. Rubio menegaskan bahwa USAID harus mengikuti arahan kebijakan Departemen Luar Negeri AS dan penutupan kantor pusat tidak berarti penghentian seluruh program. Namun, berdasarkan informasi dari situs resmi USAID (https://www.usaid.gov/), per 7 Februari 2024, seluruh pegawai USAID akan cuti administratif, kecuali yang menjalankan fungsi kritis.
Mencari Solusi Jangka Panjang
Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya mencari solusi jangka panjang untuk mengganti sumber pendanaan yang hilang akibat penutupan USAID. Upaya pencarian negara donor baru menjadi prioritas utama untuk memastikan kelanjutan program-program kesehatan penting di Indonesia. Kerjasama internasional dan diplomasi menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini.
Kehilangan dana dari USAID tentu akan berdampak pada berbagai program kesehatan di Indonesia. Namun, komitmen pemerintah untuk mencari alternatif pendanaan menunjukkan upaya untuk meminimalisir dampak negatif dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga. Langkah-langkah strategis dan kerjasama internasional akan menjadi penentu keberhasilan upaya ini.