Menko Muhaimin Anugerahkan Penghargaan untuk PMI Sugianto, Pahlawan Kemanusiaan dari Korsel
Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar memberikan penghargaan kepada Sugianto, PMI yang menyelamatkan puluhan lansia dari kebakaran di Korea Selatan, sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan kepeduliannya.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, memberikan apresiasi tinggi kepada Sugianto, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang telah menyelamatkan puluhan lansia dari musibah kebakaran di Korea Selatan. Peristiwa heroik ini terjadi di Desa Gyeongjeong, Kabupaten Yeongdeok, Provinsi Gyeongsang Utara, pada Selasa, 25 Maret 2024. Sugianto, yang bekerja sebagai nelayan di Korsel, tanpa ragu mempertaruhkan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan para lansia yang sebagian besar tidak menyadari bahaya kebakaran yang telah membayangi rumah-rumah mereka.
"Pahlawan kemanusiaan kita! Hormat pekerja migran Indonesia," ujar Menko Muhaimin Iskandar dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa. Sebagai bentuk penghargaan atas tindakan berani dan penuh kemanusiaan tersebut, Menko Muhaimin mengumumkan akan memberikan penghargaan kepada Sugianto. "Menko Pemberdayaan Masyarakat akan memberikan penghargaan kemanusiaan kepada Sugianto," tegas Muhaimin Iskandar.
Penghargaan ini bukan hanya sekadar simbol, melainkan representasi rasa hormat dan terima kasih pemerintah Indonesia atas dedikasi dan keberanian Sugianto. Tindakannya mencerminkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Sugianto atau perwakilan keluarganya akan diundang ke Kantor Kemenko PM di Jakarta Pusat untuk menerima penghargaan tersebut dalam waktu dekat.
Keberanian Sugianto di Tengah Kebakaran
Kebakaran di Desa Gyeongjeong, yang mayoritas penduduknya adalah lansia, terjadi dengan cepat. Banyak lansia yang tidak menyadari bahaya tersebut, bahkan beberapa dalam kondisi tertidur lelap. Melihat situasi darurat tersebut, Sugianto, bersama Kepala Desa Kim Pil-kyung dan Ketua Komunitas Nelayan Yoo Myeong-shin, langsung bertindak cepat untuk menyelamatkan warga.
Proses evakuasi dilakukan dengan penuh risiko. Sugianto berulang kali bolak-balik menggendong para lansia yang membutuhkan pertolongan menuju tempat aman. "Yang saya pikirkan hanyalah bahwa saya perlu menyelamatkan nenek-nenek dan penduduk dengan cepat," ungkap Sugianto menceritakan pengalamannya.
Tindakan Sugianto ini menunjukkan jiwa kemanusiaan yang tinggi, bahkan ketika keselamatan dirinya sendiri terancam. Keberanian dan kepeduliannya patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi kita semua.
Kecepatan respon dan kerja sama antara Sugianto, Kepala Desa, dan Ketua Komunitas Nelayan sangat penting dalam meminimalisir korban jiwa. Keberhasilan evakuasi ini menunjukkan pentingnya kerjasama dan kepedulian dalam menghadapi situasi darurat.
Apresiasi Pemerintah dan Bangga Sebagai Bangsa Indonesia
Menko Muhaimin Iskandar menyampaikan rasa bangga memiliki diaspora seperti Sugianto yang menunjukkan jiwa tolong-menolong yang tinggi. Penghargaan yang diberikan merupakan wujud nyata apresiasi pemerintah atas tindakan heroik tersebut. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi PMI lainnya untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dimanapun mereka berada.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan melindungi PMI di luar negeri. Keberhasilan Sugianto dalam menyelamatkan para lansia menjadi bukti nyata bahwa PMI Indonesia tidak hanya berkontribusi dalam perekonomian, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
Semoga kisah Sugianto dapat menginspirasi banyak orang untuk selalu peduli terhadap sesama dan berani bertindak dalam situasi darurat. Tindakannya telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dan menjadi bukti nyata bahwa kepedulian dan keberanian tidak mengenal batas.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya di daerah yang mayoritas penduduknya adalah lansia. Peningkatan kesadaran dan pelatihan evakuasi dapat meminimalisir risiko korban jiwa di masa mendatang.