Mensos Ungkap Kurikulum Sekolah Rakyat: Fokus Pendidikan Formal dan Karakter!
Mensos Saifullah Yusuf siapkan kurikulum formal dan karakter untuk Sekolah Rakyat, target renovasi 53 lokasi rampung Juni 2025.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa Sekolah Rakyat akan memiliki dua kurikulum utama: kurikulum formal dan pendidikan karakter. Pernyataan ini disampaikan seusai acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama untuk Penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Al-Hikmah International Islamic Boarding School, Kota Batu, Jawa Timur, pada Senin (19/5). Gus Ipul, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya kedua kurikulum ini dalam mematangkan siswa dari sisi akademis dan kepribadian.
Menurut Gus Ipul, kurikulum pendidikan karakter sangat penting, terutama karena Sekolah Rakyat ini berkonsep boarding school. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya mendapatkan bantuan dari sekolah swasta dalam menyusun modul dan aplikasi pembelajaran untuk Sekolah Rakyat. "Seperti di Al-Hikmah juga punya aplikasi, in syaa Allah akan memudahkan kami mengelaborasikan kurikulum yang sudah dibuat oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," tuturnya.
Selain kurikulum, Mensos juga menyampaikan perkembangan renovasi fasilitas Sekolah Rakyat. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum sedang merenovasi 53 bangunan. Proses renovasi berjalan lancar sesuai rencana dan arahan Presiden Prabowo Subianto. Renovasi ini ditargetkan selesai pada Juni 2025, sehingga proses belajar mengajar dapat dimulai pada tahun ajaran 2025/2026.
Kurikulum Ganda: Formal dan Pendidikan Karakter
Gus Ipul menekankan bahwa kurikulum formal akan memastikan siswa mendapatkan dasar pendidikan yang kuat. Sementara itu, kurikulum pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa agar menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Kombinasi kedua kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademis dan memiliki karakter yang kuat.
“Dua kurikulum itu penting karena tidak hanya mematangkan pelajar dari sisi akademis, tetapi juga karakter atau kepribadiannya,” ujar Gus Ipul. Ia menambahkan bahwa dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah swasta, sangat membantu dalam penyusunan kurikulum ini.
Dengan adanya kurikulum yang komprehensif, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi model pendidikan yang holistik, menggabungkan aspek kognitif dan afektif secara seimbang.
Progres Renovasi Fasilitas Sekolah Rakyat
Selain fokus pada kurikulum, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan fasilitas fisik Sekolah Rakyat. Renovasi 53 bangunan yang sedang berjalan merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat berperan dalam kelancaran proses renovasi ini.
“Alhamdulillah untuk yang 53 lokasi tidak ada kendala, Dukungan pemerintah daerah sangat kuat,” kata Gus Ipul. Ia berharap dengan selesainya renovasi, Sekolah Rakyat dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Gus Ipul juga menyampaikan harapannya agar jumlah Sekolah Rakyat dapat terus bertambah. Ia menargetkan adanya 100 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia. Saat ini, usulan lokasi Sekolah Rakyat masih terus disurvei oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
“Insya Allah ini ada lagi yang sedang dilakukan survei. Kira-kira bisa 100 titik (Sekolah Rakyat),” katanya, menunjukkan optimisme terhadap perkembangan program ini.
Dengan berbagai persiapan yang matang, mulai dari kurikulum hingga fasilitas, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.