Menteri LH Puji Inovasi Maggot di Pasar Bauntung, Atasi Sampah Organik!
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memuji budidaya maggot di Pasar Bauntung Banjarbaru sebagai solusi efektif mengatasi sampah organik dan mendukung Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara.

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 15 Maret 2024 - Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi budidaya maggot dalam mengatasi masalah sampah di Pasar Bauntung, Banjarbaru. Peninjauan langsung ke Pasar Bauntung pada Sabtu lalu menjadi saksi atas keberhasilan program ini. Inovasi ini menjawab permasalahan sampah organik yang signifikan di pasar tradisional Indonesia, khususnya di Pasar Bauntung yang beralamat di Jalan RO Ulin, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan.
Menurut Menteri Hanif, "Ini tentu sebuah inovasi yang patut diapresiasi." Beliau menekankan maggot, khususnya Black Soldier Fly (BSF), sebagai solusi efektif untuk mengolah sampah organik menjadi pakan ternak. Kemampuan maggot BSF dalam mengurai sampah organik mencapai dua hingga lima kali bobot tubuhnya, menjadikan metode ini sangat efisien dan ramah lingkungan. Selain budidaya maggot, Pasar Bauntung juga dilengkapi Bank Sampah untuk pengelolaan sampah non-organik, menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam pengelolaan sampah terpadu.
Program ini sejalan dengan Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan), sebuah program kolaborasi antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menciptakan pasar tradisional yang bersih dan nyaman. Pasar Bauntung, dengan 881 pedagang aktif dari 1.088 lapak, menjadi contoh nyata keberhasilan program ini. Meskipun demikian, Menteri Hanif menyarankan agar proses pemilahan sampah dapat dioptimalkan lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah.
Inovasi Maggot: Solusi Ramah Lingkungan
Penggunaan maggot BSF dalam pengelolaan sampah organik di Pasar Bauntung merupakan langkah inovatif yang patut ditiru. Maggot ini memakan sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan, sehingga mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Proses penguraian sampah oleh maggot juga menghasilkan produk sampingan yang bermanfaat, yaitu pupuk organik dan pakan ternak. Hal ini menunjukkan sinergi antara upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan perekonomian.
Keberhasilan Pasar Bauntung dalam mengelola sampah juga didukung oleh peran aktif para pedagang dan petugas kebersihan. Sebanyak 25 petugas kebersihan bekerja setiap hari untuk memastikan kebersihan pasar tetap terjaga. Sistem pemilahan sampah dengan lima warna bak sampah juga memudahkan pedagang dalam memilah sampah organik dan non-organik. Setiap toko juga dilengkapi ember kecil untuk mengumpulkan sampah sementara sebelum diambil petugas kebersihan.
Dengan adanya sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi ini, Pasar Bauntung berhasil mengurangi dampak lingkungan dari sampah pasar. Ini juga memberikan contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dapat diterapkan untuk mengatasi masalah lingkungan di tingkat lokal.
Gernas Mapan dan Pengurangan Sampah Nasional
Inisiatif di Pasar Bauntung sejalan dengan tujuan Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan). Data menunjukkan bahwa sampah pasar menyumbang 12,19 persen dari total 56,63 juta ton sampah per tahun di Indonesia. Angka ini menunjukkan urgensi pengelolaan sampah di pasar tradisional. Gernas Mapan bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pasar tradisional di seluruh Indonesia, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Program ini tidak hanya fokus pada kebersihan fisik pasar, tetapi juga pada aspek pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi teknologi dan metode pengelolaan sampah yang inovatif, seperti budidaya maggot, diharapkan dapat mengurangi beban TPA dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Keberhasilan Pasar Bauntung menjadi contoh yang menginspirasi bagi pasar tradisional lainnya di Indonesia.
Pemerintah terus mendorong implementasi Gernas Mapan di seluruh pasar tradisional di Indonesia. Dengan kerjasama antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta pasar tradisional yang bersih, sehat, dan nyaman bagi semua.
Keberhasilan Pasar Bauntung dalam mengelola sampah dengan inovasi maggot menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah yang baik dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Semoga inovasi ini dapat diadopsi oleh pasar-pasar tradisional lainnya di Indonesia untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah pasar dan mendukung keberhasilan Gernas Mapan.