Menu MBG Perlu Diversifikasi untuk Siswa dengan Fobia Makanan
Kepala Sekretariat Presiden (KSP) Hasan Nasbi menyoroti pentingnya pilihan menu alternatif dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa dengan kondisi khusus, seperti fobia makanan, setelah menemukan beberapa kasus siswa yang menolak makan nasi d
Jakarta, 22 Januari 2024 – Kepala Sekretariat Presiden (KSP), Hasan Nasbi, menekankan pentingnya menyediakan pilihan makanan alternatif dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa dengan kondisi khusus, misalnya fobia makanan. Hal ini disampaikan Nasbi usai melakukan kunjungan ke berbagai sekolah untuk memantau pelaksanaan program MBG.
Usai kunjungan tersebut, Nasbi mengungkapkan temuannya dalam sebuah diskusi tentang MBG di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu lalu. Ia menemukan beberapa kasus siswa yang menolak makan nasi yang disediakan dalam program MBG. "Kami menemukan seorang anak yang menolak makan nasi. Ini bukan hal yang jarang. Banyak siswa yang menolak makan nasi saat disajikan," jelas Nasbi.
Nasbi menjelaskan, beberapa siswa memiliki fobia terhadap nasi, seringkali disebabkan pengalaman buruk di masa lalu. Timnya menemukan kasus serupa di Jakarta dan Sukabumi, di mana anak-anak menolak makan nasi karena trauma masa kecil terkait makanan tersebut. Hal ini terungkap setelah berbincang dengan guru dan orang tua siswa.
Oleh karena itu, Nasbi menyarankan perlunya penyediaan makanan alternatif. "Kami percaya harus ada pilihan makanan lain bagi mereka yang memiliki fobia nasi atau alergi tertentu," tegasnya. Ia merekomendasikan agar MBG menyediakan menu alternatif, seperti roti atau sandwich.
Lebih lanjut, Nasbi menekankan pentingnya memastikan semua siswa mendapatkan nutrisi yang cukup. "Kami mendorong MBG untuk menyediakan pilihan makanan yang beragam bagi siswa dengan fobia nasi atau kondisi khusus lainnya, sehingga semua siswa mendapatkan nutrisi yang memadai," imbuhnya.
Namun, Nasbi juga mengamati beberapa siswa tampak tidak tertarik makan karena alasan lain. Ia menjumpai dua siswa sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah, yang tidak makan karena sedang berpuasa. "Mereka membawa bekal makanan mereka sendiri untuk membawa pulang makanan yang telah disediakan," catat Nasbi.
Kesimpulannya, temuan di lapangan menunjukkan perlunya fleksibilitas dalam penyediaan menu MBG agar dapat mengakomodasi kebutuhan nutrisi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kondisi khusus seperti fobia makanan atau sedang menjalankan ibadah puasa. Penting untuk memahami latar belakang setiap siswa agar program MBG dapat berjalan efektif dan optimal.