Mimpi Prabowo: Sri Mulyani Kaji Target APBN Defisit Nol pada 2027 atau 2028
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mengkaji target ambisius Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai APBN Defisit Nol pada 2027 atau 2028. Mampukah terwujud?

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan komitmen kementeriannya untuk mengkaji kelayakan pencapaian target ambisius Presiden terpilih Prabowo Subianto. Target tersebut adalah mewujudkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan defisit nol pada tahun 2027 atau 2028. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengelola fiskal negara secara prudent dan berkelanjutan.
Dalam konferensi pers mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dan Nota Keuangan di Jakarta, Jumat (16/8), Sri Mulyani menjelaskan proses ini. Kajian akan dilakukan secara bertahap dan sistematis. Evaluasi ini akan didasarkan pada perkembangan fiskal yang dinamis serta kondisi ekonomi makro. Proses ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan kesehatan keuangan negara dalam jangka panjang.
Target ambisius ini pertama kali diutarakan oleh Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di hadapan parlemen pada hari yang sama. Prabowo menyampaikan proyeksi pendapatan negara 2026 sebesar Rp3.147,7 triliun, dengan defisit yang diperkirakan mencapai Rp638,8 triliun. Angka defisit ini setara dengan 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi dasar awal bagi perencanaan fiskal mendatang yang lebih efisien.
Langkah Kementerian Keuangan Menuju APBN Defisit Nol
Menteri Keuangan menegaskan bahwa proyeksi anggaran berimbang dalam dua hingga tiga tahun ke depan memerlukan kajian mendalam dan komprehensif. Kementerian Keuangan akan memulai penilaian dari situasi APBN 2026, termasuk struktur penerimaan dan belanja. Meskipun demikian, pihaknya akan bekerja selaras dengan ekspektasi tinggi yang telah disampaikan oleh Presiden, demi tercapainya tujuan fiskal nasional.
Fokus jangka pendek pemerintah saat ini adalah mengoptimalkan belanja selama empat bulan terakhir APBN 2025. Optimalisasi ini mencakup efisiensi pengeluaran dan peningkatan efektivitas program. Selain itu, persiapan APBN 2026 juga menjadi prioritas utama, dengan penyusunan yang cermat dan realistis. Langkah-langkah ini krusial untuk menciptakan landasan fiskal yang kuat dan stabil.
Kementerian Keuangan berkomitmen untuk terus melakukan penilaian terhadap arahan Presiden terkait target APBN Defisit Nol. Hasil kajian akan dilaporkan secara berkala dan transparan kepada kepala negara, termasuk analisis risiko dan peluang. Ini menunjukkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara, serta kesiapan menghadapi tantangan fiskal.
Visi Fiskal Presiden Prabowo dan Tantangan yang Menanti
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan mimpinya untuk dapat berdiri di parlemen dan mengumumkan keberhasilan mencapai APBN Defisit Nol. Beliau secara spesifik berharap dapat mewujudkan hal tersebut pada tahun 2027 atau 2028. Visi ini mencerminkan komitmen kuat terhadap disiplin fiskal dan pengelolaan anggaran yang bertanggung jawab.
Presiden juga menekankan bahwa pemerintahannya akan terus mengejar efisiensi fiskal di segala lini. Upaya ini meliputi optimalisasi penerimaan negara dari berbagai sektor dan pengendalian belanja yang ketat. Tujuannya adalah menciptakan ruang fiskal yang lebih besar untuk membiayai program-program pembangunan prioritas dan kesejahteraan rakyat.
Pencapaian APBN Defisit Nol bukanlah tugas yang mudah dan penuh tantangan. Diperlukan sinergi kuat antar lembaga pemerintah, dukungan dari sektor swasta, dan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan kondisi ekonomi domestik juga akan menjadi faktor penentu keberhasilan target ambisius ini. Namun, dengan perencanaan yang matang, target ini diharapkan dapat tercapai.