Minyak Goreng Murah dan Sembako Ramah Kantong di Pasar Rakyat Mataram
Pemerintah Kota Mataram menggelar pasar rakyat dengan menyediakan 600 liter minyak goreng MinyaKita seharga Rp15.700 per liter dan sembako lain dengan harga di bawah pasaran untuk meringankan beban masyarakat jelang Lebaran.

Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar pasar rakyat dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025. Kegiatan ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan harga terjangkau, salah satunya minyak goreng MinyaKita. Pasar rakyat pertama ini diselenggarakan di Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan pada tanggal 11 Maret 2025 dan akan berlanjut hingga 20 Maret 2025 di enam kecamatan di Kota Mataram. Langkah ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram menyiapkan 600 liter minyak goreng MinyaKita dengan harga jual Rp15.700 per liter. Minyak goreng tersebut berasal dari perusahaan besar, menurut Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting Disdag Kota Mataram, Sri Wahyunida. Meskipun ditemukan indikasi MinyaKita dari perusahaan kecil dengan takaran kurang, minyak goreng ini tetap menjadi pilihan utama masyarakat karena harganya yang paling murah.
Untuk memastikan pemerataan, Disdag membatasi pembelian MinyaKita maksimal dua liter per kepala keluarga. Minyak goreng ini didistribusikan melalui satu distributor yang membawa 50 dus, setiap dus berisi 12 bungkus berukuran satu liter. Selain MinyaKita, pasar rakyat ini juga menyediakan berbagai kebutuhan pokok lainnya dari distributor dan ritel lain, termasuk Bulog dan Bank Indonesia, dengan harga di bawah harga pasar.
Sembako Murah Jelang Lebaran
Selain minyak goreng, pasar rakyat ini juga menawarkan berbagai komoditas penting lainnya dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar. Cabai rawit lokal dijual dengan harga Rp60.000-Rp65.000 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga pasar yang mencapai Rp100.000 per kilogram. Bawang merah dijual seharga Rp30.000 per kilogram, sementara di pasar harganya mencapai Rp37.000 per kilogram. Telur dijual dengan harga Rp48.000-Rp50.000 per tray (30 butir), sedangkan di pasar harganya mencapai Rp60.000-Rp62.000 per tray. Pembelian telur tidak dibatasi karena ketersediaan yang cukup banyak.
Bulog juga turut berpartisipasi dengan menjual beras SPHP. Beras medium dijual dengan harga Rp11.600 per kilogram atau Rp58.000 per kantong (5 kilogram), sedangkan beras premium dijual dengan harga Rp14.200 per kilogram, di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.900 per kilogram. Kegiatan pasar rakyat ini melibatkan sekitar 35-40 distributor, ritel, Bulog, dan Bank Indonesia yang turut melibatkan petani binaan.
Sri Wahyunida berharap pasar rakyat ini dapat membantu meringankan beban masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan Lebaran tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Pasar rakyat ini akan terus berlangsung hingga 20 Maret 2025 di berbagai kecamatan di Kota Mataram.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, khususnya menjelang hari raya besar. Dengan adanya pasar rakyat ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau dan meringankan beban ekonomi mereka.