Mouly Surya Hadirkan Drama Perjuangan Kemerdekaan dalam Film "Perang Kota"
Sutradara Mouly Surya adaptasi bebas novel "Jalan Tak Ada Ujung" ke layar lebar dalam film "Perang Kota", sebuah drama perjuangan kemerdekaan yang sarat emosi dan menampilkan kisah cinta, pengkhianatan, dan pilihan sulit.

Sutradara kenamaan Indonesia, Mouly Surya, kembali hadir dengan karya terbaru yang siap mengaduk emosi penonton. Film bertajuk "Perang Kota" atau "This City is a Battlefield", yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April 2025, menyajikan drama perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Film ini menjawab pertanyaan: Apa yang terjadi? Perjuangan kemerdekaan di tengah situasi sulit. Siapa yang terlibat? Para tokoh dengan konflik batinnya. Di mana? Di kota yang menjadi medan perang. Kapan? Konteksnya adalah masa perjuangan kemerdekaan. Mengapa mereka berjuang? Demi kemerdekaan. Bagaimana perjuangan itu dijalankan? Dengan pengorbanan dan pilihan-pilihan sulit.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Senin lalu, Mouly Surya menjelaskan bahwa "Perang Kota" bercerita tentang bagaimana manusia tetap berjuang untuk kemerdekaannya, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun. Ia ingin penonton merasakan emosi mendalam dari para tokoh dalam film ini, sebuah cita-cita yang telah berhasil ia wujudkan dalam film-film sebelumnya seperti "Marlina, si Pembunuh dalam Empat Babak". Mouly menambahkan, “Saya ingin penonton merasakan emosi yang mendalam dari para tokoh dalam film ini.”
Film ini merupakan adaptasi bebas dari novel "Jalan Tak Ada Ujung" karya Mochtar Lubis yang diterbitkan pada tahun 1952. Mouly Surya tidak sekadar mengadaptasi cerita, tetapi juga berupaya menunjukkan inti perjuangan para tokoh dan kompleksitas hubungan antarmanusia di tengah gejolak perjuangan kemerdekaan. Ia berhasil mengemas tema berat ini dengan sentuhan sinematik yang memukau dan emosional.
Konflik dan Hubungan Antar Tokoh
"Perang Kota" tidak hanya menyoroti perjuangan fisik melawan penjajah, tetapi juga konflik batin dan hubungan antartokoh yang kompleks. Film ini menampilkan cerita tentang cinta, pengkhianatan, keyakinan, harga diri, dan pilihan-pilihan sulit yang dihadapi para tokoh di saat-saat genting. Kompleksitas hubungan ini menambah dimensi dramatis pada kisah perjuangan kemerdekaan yang digambarkan.
Para pemeran ternama turut menghidupkan karakter-karakter dalam film ini. Chicco Jerikho berperan sebagai Guru Isa, seorang tokoh kunci dalam perjuangan. Ariel Tatum berperan sebagai Fatimah, istri Guru Isa yang juga memiliki peran penting dalam cerita. Sementara itu, Jerome Kurnia memerankan Hazil, gerilyawan muda sahabat Guru Isa. Ketiga aktor ini diyakini mampu menampilkan performa akting terbaiknya dalam film ini.
Interaksi dan dinamika antara Guru Isa, Fatimah, dan Hazil menjadi salah satu fokus utama dalam "Perang Kota". Hubungan mereka yang rumit dan penuh tantangan mencerminkan realitas kehidupan di tengah perjuangan, di mana kesetiaan, pengorbanan, dan pengkhianatan dapat terjadi kapan saja.
Adaptasi Novel "Jalan Tak Ada Ujung"
Mouly Surya memilih untuk mengadaptasi novel "Jalan Tak Ada Ujung" karya Mochtar Lubis, sebuah karya sastra klasik yang relevan dengan konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia. Novel ini menawarkan latar belakang sejarah dan dinamika sosial politik yang kaya, yang kemudian diinterpretasikan ulang oleh Mouly Surya dalam film "Perang Kota".
Meskipun mengadaptasi novel tersebut, Mouly Surya menekankan bahwa film ini bukanlah sekadar transkripsi cerita novel ke layar lebar. Ia telah melakukan interpretasi dan adaptasi kreatif untuk menyesuaikan cerita dengan medium film dan kebutuhan naratif modern. Proses adaptasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Mouly Surya, namun hasilnya diyakini akan memberikan pengalaman menonton yang berbeda dan berkesan.
Dengan mengadaptasi novel "Jalan Tak Ada Ujung", Mouly Surya ingin menghidupkan kembali semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui medium film. Ia berharap film ini dapat menginspirasi generasi muda untuk memahami sejarah dan menghargai perjuangan para pahlawan bangsa.
Kesimpulan
"Perang Kota" menjanjikan tontonan drama perjuangan yang sarat emosi dan bermakna. Dengan menggabungkan adaptasi novel klasik, akting para pemain ternama, dan sentuhan sinematik Mouly Surya, film ini diharapkan dapat menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun 2025. Film ini tidak hanya menyajikan kisah perjuangan, tetapi juga eksplorasi kompleksitas hubungan manusia di tengah situasi sulit. Siap-siap untuk merasakan emosi yang mendalam saat menyaksikan "Perang Kota" di bioskop pada 30 April 2025.