MPR Ajak Kampus Atasi Darurat Sampah: Kolaborasi Teknologi untuk Lingkungan
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengajak kampus berkolaborasi menciptakan teknologi untuk mengatasi darurat sampah di Indonesia yang telah menjadi masalah kesehatan dan sosial.

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menyerukan keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam mengatasi permasalahan darurat sampah nasional. Permasalahan ini bukan hanya sekadar masalah lingkungan, tetapi telah berkembang menjadi krisis kesehatan dan sosial. Ajakan tersebut disampaikan dalam rangkaian acara 'MPR Goes to Campus' di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Dalam keterangannya, Eddy Soeparno menekankan kesiapan MPR untuk berkolaborasi dengan kampus dalam mengembangkan teknologi dan inovasi guna mengatasi masalah lingkungan dan mempercepat transisi energi. Hanya sekitar 40 persen dari total 56 juta ton sampah di Indonesia yang terkelola dengan baik, sementara anggaran pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah masih sangat minim, rata-rata di bawah satu persen. Kondisi ini menjadi tantangan serius yang membutuhkan solusi inovatif dan kolaboratif.
Program 'MPR Goes to Campus' bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para akademisi, peneliti, dan sivitas akademika dalam merumuskan kebijakan publik, khususnya terkait transisi energi terbarukan. Eddy Soeparno telah mengunjungi beberapa universitas ternama di Indonesia, termasuk UI, IPB, UGM, dan Undip, untuk menjalin kerjasama dan mendapatkan perspektif ilmiah dalam pengambilan keputusan.
Kampus sebagai Pusat Inovasi Pengelolaan Sampah
Eddy Soeparno mencontohkan keberhasilan Kota Surabaya dalam menerapkan teknologi waste to energy di PLTSa Benowo. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar teknologi dalam mengatasi masalah sampah. Ia berharap, perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi serupa di daerah lain di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Anggota Komisi XII DPR RI ini menekankan pentingnya riset dan data dalam pengambilan kebijakan. Ia percaya bahwa masukan dari perguruan tinggi akan berbasis riset, data, dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia.
Lebih lanjut, Eddy Soeparno berharap agar kolaborasi ini dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan sampah, seperti teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan, sistem daur ulang yang efisien, dan edukasi publik tentang pengelolaan sampah yang baik. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Dukungan Unair terhadap Inisiatif MPR
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, mengapresiasi tema 'MPR Goes to Campus' yang dinilai sangat relevan dengan tantangan lingkungan saat ini. Ia juga memuji komitmen Eddy Soeparno dalam membangun kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menciptakan kebijakan publik yang berbasis ilmiah (science based).
Prof. Nasih menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyediakan data dan riset untuk mendukung pengambilan kebijakan yang tepat. Ia menyatakan dukungan penuh Unair terhadap inisiatif ini dan kesiapan untuk berkontribusi aktif dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sampah dan mendukung transisi energi terbarukan.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dan perguruan tinggi dalam mengatasi masalah lingkungan yang semakin kompleks. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan dapat tercipta solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi darurat sampah di Indonesia dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Melalui program 'MPR Goes to Campus', diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam menciptakan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan nasional, termasuk masalah lingkungan dan transisi energi. Keterlibatan aktif perguruan tinggi sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan publik didasarkan pada data dan riset yang akurat dan terpercaya.